Pada suatu hari, ada seseorang
menangkap burung. Burung itu berkata kepadanya, Aku tak berguna
bagimu sebagai tawanan. Lepaskan saja
aku. Nanti aku beri kau tiga nasihat.
Si burung berjanji akan memberikan
nasihat pertama ketika berada dalam genggaman orang itu. Yang kedua akan
diberikannya kalau ia sudah berada di cabang pohon dan yang ketiga ketika ia
sudah mencapai puncak bukit.
Orang itu setuju, lalu ia meminta
nasihat pertama. Kata burung itu, Kalau kau kehilangan sesuatu, meskipun engkau
menghargainya seperti hidupmu sendiri, jangan menyesal. Orang itu pun
melepaskannya dan burung itu segera melompat ke dahan. Disampaikannya nasihat
yang kedua, Jangan percaya kepada segala yang bertentangan dengan akal, apabila
tak ada bukti.
Kemudian burung itu terbang ke puncak
gunung. Dari sana ia berkata, Wahai manusia malang! Dalam diriku terdapat dua
permata besar, kalau saja tadi kau membunuhku, kau akan memperolehnya. Orang itu
sangat menyesal memikirkan kehilangannya, namun katanya, setidaknya, katakan
padaku nasihat yang ketiga itu!
Si burung menjawab, Alangkah tololnya
kau meminta nasihat ketiga sedangkan yang kedua pun belum kau renungkan sama
sekali. Sudah kukatakan padaku agar jangan kecewa kalau kehilangan dan jangan mempercayai
hal yang bertentangan dengan akal. Kini kau malah melakukan keduanya. Kau
percaya pada hal yang tak masuk akal dan menyesali kehilanganmu. Aku pun tidak
cukup besar untuk menyimpan dua permata besar! Kau tolol! Oleh karenanya kau
harus tetap berada dalam keterbatasan yang disediakan bagi manusia.
Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat
0 komentar:
Posting Komentar