Suatu hari seorang majusi, pemuja
api minta makan kepada Nabi Ibrahim.”Jika engkau bersedia memeluk islam, aku
akan memberimu makan”
Majusi itu lalu pergi. Saat itu
juga ALLAH mewahyukan kepada Nabi Ibrahim," Wahai Ibrahim, engkau baru mau
menjamu jika ia berpindah agama. Padahal selama 70 tahun, kendati ia kufur aku
tetap memberinya makan. Andai engkau menjamunya semalam, rugikah engkau?"
Mendengar wahyu itu, Nabi Ibrahim
segera mencari majusi tadi. Ia lalu mengajaknya kerumah dan menjamunya.
"Mengapa engkau berubah sikap?" tanya si majusi.
Nabi Ibrahim lalu menceritakan
wahyu ALLAH tersebut.
"Demikiankah dia
memperlakukanku?"Jelaskan kepadaku tentang Islam, katanya.
Nabi Ibrahim pun lalu menjelaskan
ajaran islam, yang sangat indah dan manusiawi. Maka majusi tersebut akhirnya
memeluk agama islam.
"Janganlah kita memutuskan
sedekah kepada seseorang hanya karena ia berbuat buruk dan menyakiti Hati kita.
"Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan diantara
kamu bersumpah mereka tidak akan memberi bantuan kepada kaum kerabatnya,
orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah dijalan ALLAH dan hendaklah
mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin ALLAH
mengampunimu? Dan ALLAH itu Maha Pengampun lagi Maha Penyayang"(QS An-Nur:
22). Dari itu semua kita dapat mengambil Hikmah dengan mencontoh Nabi Ibrahim.
Dengan Hati yang begitu Mulia dan
jiwa kelembutannya justru dapat menyadarkan si majusi tanpa harus dengan
kekerasan maupun Pemaksaan. Semoga kita semua senantiasa mendapatkan Rahmat dan
Hidayah dari ALLAH SWT.
Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat
0 komentar:
Posting Komentar