Minggu, 01 April 2012 0 komentar

Sholat di Stasiun Menggetarkan Hatinya


Pemuda berkulit cokelat asal Trinidad itu terpana melihat pemandangan di depannya. Mata Dion, yang berusia 26 tahun itu, tak henti-henti mengarah ke sekelompok Muslim yang sedang shalat dengan khusyu'nya di tengah riuh-rendah stasiun kereta di sebuah kota di Belgia. Dion seperti tersambar petir. "Saya nggak tahu, tiba-tiba karena melihat mereka shalat di stasiun hati saya bergetar," katanya.

Seusai mereka shalat, Dion memberanikan diri bertanya, siapa mereka dan apa gerangan yang mereka baru lakukan? Setelah mendapatkan jawaban dari mereka, pemuda yang bekerja sebagai akuntan di Stamford, Connecticut, itu tidak pernah habis berpikir. Ada pikiran yang berkecamuk keras, antara percaya dengan perasaannya sendiri dan apa yang dia kenal selama ini tentang Islam.

Tiga minggu sesudah kejadian itu, Dion bertemu saya di the Islamic Forum for non Muslim New York yang saya asuh. Rambutnya panjang. Gaya berpakaiannya membuatku hampir tidak percaya kalau hatinya begitu lembut menerima hidayah Ilahi. Biasanya ketika menerima pendatang baru di kelas ini, saya mulai menjelaskan dasar-dasar Islam sesuai kebutuhan dan pengetahuan masing-masing peserta. Tapi hari itu, tanpa kusia-siakan kesempatan, saya jelaskan makna shalat dalam kehidupan manusia, khususnya dalam konteks manusia modern yang telah mengalami kekosongan spiritualitas.

Hampir sejam saya jelaskan hal itu kepada Dion dan pendatang baru lainnya. Hampir tidak ada pertanyaan serius, kecuali beberapa yang mempertanyakan tentang jumlah shalat yang menurut mereka terlalu banyak. "Apa lima kali sehari tidak terlalu berat?" tanya seseorang. "Sama sekali tidak. Bagi seorang Muslim, shalat 5 waktu bahkan lebih dari itu adalah rahmat Allah," jawabku. Biasanya saya membandingkan dengan makan, minum, istirahat untuk kebutuhan fisik.

Setelah kelas bubar, Dion ingin berbicara berdua. Biasanya saya tergesa-gesa karena harus mengisi pengajian di salah satu masjid lainnya. "Saya rasa Islam lah yang benar-benar saya butuhkan. Apa yang harus saya lakukan untuk menjadi Muslim?" tanyanya tanpa tedeng aling-aling.

Saya diam sejenak, lalu saya bilang, "Saya bukannya mau menunda jika kamu benar-benar yakin bahwa ini jalan yang benar untuk kamu. Tapi coba pastikan, apakah keputusan ini datang dari dalam dirimu sendiri."

Dengan bersemangat Dion kemudian menjawab, "Sejak dua minggu lalu, saya mencari-cari jalan untuk mengikuti agama ini. Beruntung saya kesini hari ini. Kasih tahu saya harus ngapain?" katanya lagi.

Alhamdulillah, siang itu juga Dion resmi menjadi Muslim setelah mengucapkan syahadat menjelang shalat Ashar. Diiringi gema "Allahu Akbar!" dia menerima ucapan selamat dari ratusan jama'ah yang shalat Ashar di Islamic Center of New York.

Sabtu lalu, 8 April, Dion termasuk salah seorang peserta yang mengikuti ceramah saya di Yale University dengan tema "Islam, Freedom and Democracy in Contemporary Indonesia". Pada kesempatan itu saya perkenalkan dia kepada masyarakat Muslim yang ada di Connecticut, khususnya Stamford. Sayang, belum ada tempat di daerahnya di mana dia bisa mendalami Islam lebih jauh. Hingga kini, dia masih bolak balik Stamford-New York yang memakan waktu sekitar 1 jam, untuk belajar Islam.

Semoga Dion dikuatkan dan selalu dijaga dalam lindunganNya!

New York, 11 April 2006


Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat
0 komentar

Toleransi Shalahuddin al-Ayubi


Pada suatu hari, Shalahudin al-Ayubi sedang duduk di dalam perkemahan. Di saat dia sedang serius memberikan wejangan, tiba-tiba ada seorang perempuan kafir berdiri di depan perkemahannya. Perempuan berwajah muram ini berteriak dengan suara yang memekakkan telinga, sehingga suasana menjadi gaduh.

Melihat kejadian tersebut, para prajurit segera bertindak menjauhkan perempuan itu dari perkemahan. Namun, Shalahudin mencegah dan memerintahkan para prajurit agar membawa masuk perempuan itu. Begitu perempuan itu menghadap, pimpinan umat yang berhasil merebut kembali Jerusalem dari penguasaan Tentara Salib ini segera menanyakan hal yang menyebabkan perempuan itu bersedih. Ia menjawab, ''Anakku diculik dan suamiku disandera sebagai tawanan perang. Padahal, suamikulah yang memberikan nafkah buatku.''

Pernyataan perempuan tersebut membuat Shalahudin terharu. Seketika itu juga dia memerintahkan para prajurit agar segera melepaskan suami perempuan itu. Dia juga memerintahkan para prajurit, agar mencari anak yang hilang diculik.

Mendapatkan perintah tersebut, secepat kilat para prajurit melaksanakannya. Sampai akhirnya berhasil mendapatkan anak yang diculik itu. Dan dengan segera pula, si anak diserahkan kepada ibunya. Betapa bahagianya perempuan itu mendapatkan suami dan anaknya kembali ke pangkuannya.

Perempuan tersebut sangat berterima kasih serta memuji Shalahudin. Mendengar pernyataan dari perempuan itu, Shalahudin berkata, ''Kami tidak melakukan sesuatu apa pun, kecuali apa yang telah diperitahkan oleh agama kami.''

Mendengar ungkapan Shalahudin, perempuan itu lantas bertanya, ''Apakah agama tuan memerintahkan kasih sayang terhadap para musuh, serta membantu orang-orang yang lemah?'' ''Benar bunda,'' jawab Shalahudin. ''Islam adalah agama Allah di dunia ini. Agama-Nyalah yang senantiasa memberikan rahmat serta menjadi penyelamat bagi seluruh umat.''

Mendapat jawaban ini, perempuan itu tergugah benaknya. Ia pun bersyahadat bersama suaminya. ''Saya mencintai agama yang senantiasa bertoleransi dan mulia itu, seperti yang tecermin dari sifat-sifat dan akhlak tuan.''

Begitulah dakwah yang diajarkan Shalahudin. Ia menunjukkan dua hal sekaligus, Islam adalah agama yang santun dan mengajarkan toleransi. Dialah pemimpin Islam yang disebut dengan nada hormat, bahkan di kalangan pembesar Tentara Salib. Shalahudin menunjukkan, Islam adalah rahmat bagi seluruh alam. Islam membawa perasaan nyaman terhadap pemeluknya, juga membuat orang lain simpati.


Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat

0 komentar

Tangisan Abdullah bin Marzuq


Abu Sa'id meriwayatkan dengan sanadnya bahwa Abdullah bin Marzuq pernah bersama al-Mahdi di tengah dunia yang luas. Suatu hari ia minum dengan diiringi senda gurau dan sima' (nyanyian dan musik), sehingga tidak shalat Zhuhur, Ashar dan Maghrib. Sebenarnya sahaya wanitanya sudah mengingat-kan tentang semua itu. Ketika datang waktu Isya', sahaya wa-nita tersebut datang dengan membawa bara api lalu diletakkan di atas kakinya. Dia terperanjat seraya berkata, "Apa ini?" Sahaya wanita itu berkata, "Ini bara api dunia, lalu bagaimana halnya dengan api neraka?" Maka ia pun menangis dengan tangisan yang keras. Kemudian ia menunaikan shalat sambil menangis.

Apa yang dikatakan sahaya wanita tersebut sangat ber-kesan dalam jiwanya. Ia tidak melihat sesuatu pun yang dapat menyelamatkan dirinya kecuali berpisah dengan hartanya yang selama ini dinikmatinya. Ia lalu memerdekakan para sahaya wanitanya, meminta maaf kepada semua pihak yang pernah berinteraksi dengannya, dan menyedekahkan hartanya yang masih tersisa. Akhirnya ia menjadi penjual sayur, dan sahaya-nya tadi selalu mengikutinya. Suatu kali Sufyan bin Uyainah dan al-Fudhail bin Iyadh menjenguknya, ternyata keduanya menjumpai batu bata di bawah kepalanya dan tidak ada sesuatu pun di bawahnya. Melihat hal itu, Sufyan bin Uyainah berko-mentar untuknya, "Tidaklah seseorang meninggalkan sesuatu karena Allah, melainkan Allah menggantikan untuknya dengan suatu ganti. Apakah yang Allah gantikan kepadamu dari segala yang engkau tinggalkan karenaNya?" Ia menjawab, "Ridha de-ngan apa yang aku jalani."

Yakni, ridha dengan kemuliaan zuhud dari dunia yang hina dina ini dengan segala kerusakan dan godaannya yang disifati oleh orang bijak dengan pernyataannya, "Jika datang, ia menjatuhkan. Jika tampak, ia membuat ketakutan. Jika matang, ia menjadi busuk. Betapa banyak orang sakit yang kita jenguk namun kita sendiri tidak mau kembali. Betapa banyak kubur yang dibangun namun kita tidak mau bertaubat. Betapa banyak raja yang memiliki banyak monumen, namun setelah mencapai puncaknya, ia mati."


Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat

0 komentar

Kisah Keislaman Saad bin Abi Waqqash


Di zaman Rasulullah tersebutlah seorang pemuda berusia tujuh belas tahun yang bernama Saad bin Abi Waqqash. Suatu hari pemuda itu berkata, "Pada suatu malam, di tahun ini, saya bermimpi seolah-olah tenggelam di dalam kegelapan yang bertumpuk-tumpuk. Ketika saya terbenam di dalam kegelapan itu, tiba-tiba ada cahaya bulan yang menerangiku. Saya kemudian mengikuti arah cahaya itu dan saya dapati di sana ada sekelompok manusia, di antara mereka terdapat Zaid bin Haritsash, Ali bin Abi Thalib, dan Abu Bakar Ash-Shidiq. Saya bertanya, "Sejak kapan kalian ada di sini?" Mereka menjawab, "Satu jam."

Manakala siang telah muncul, saya mendengar suara dakwah Muhammad saw. kepada Islam. Saya meyakini bahwa saya sekarang berada di dalam kegelapan dan dakwah Muhammad saw. adalah cahaya itu. Maka, saya pun mendatangi Muhammad dan aku dapati orang-orang yang kujumpai dalam mimpi, ada di samping beliau. Maka, aku pun masuk Islam.

Tatkala ibu Sa'ad mengetahui hal ini, dia mogok makan dan minum, padahal Sa'ad sangat berbakti kepadanya sehinga dia merayunya setiap waktu mengharapkannya untuk mau makan walau hanya sedikit, tapi ibunya menolak. Manakala Sa'ad melihat ibunya tetap teguh berpendirian, dia berkata kepadanya, "Wahai ibu! Sesungguhnya saya sangat cinta kepadamu, namun saya lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya. Demi Allah, seadainya engkau mempunyai seratus nyawa lalu keluar dari dirimu satu persatu, aku tidak akan meninggalkan agamaku ini demi apapun juga."

Tatkala sang ibu melihat keteguhan hati anaknya, dia pun menyerah lalu kembali makan dan minum meskipun tidak suka. Allah kemudian menurunkan ayat tentang mereka yang artinya, "Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kaum mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik." (Luqmaan: 15)

Maha Benar Allah yang Maha Agung.


Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat
0 komentar

Matematika Inisial Qur'an (Qaaf)


Data komputer menunjukkan bahwa satu-satunya teks berinisial Q terletakpada surah, 42 dan 50, berisi banyaknya Q yang sama, 57 dan 57. Ituadalah petunjuk pertama bahwa suatu sistem matematika mungkin sengajadiletakkan pada Quran.
  • Surah 50 diberi judul "Qaaf", sama dengan "Q", dan ayat yang pertamadibaca, "Q, dan Quran yang agung". Ini menunjukkan bahwa "Q" mewakili"Quran", dan total banyaknya huruf Q pada dua Surah yang berinisial Q menghadirkan 114 surah Quran (57+57 = 114 = 19x6). Gagasan ini telah diperkuat oleh fakta bahwa kata "Quran" tersebut dalam Quran sebanyak 57 kali.
  • Quran diuraikan dalam Surah "Qaaf" sebagai "Majiid" (agung), dan kataArab "Majiid" mempunyai nilai gematrical 57: M(40) + J(3) + Y(10) +D(4) = 57. Sura 42 terdiri dari 53 ayat, dan 42+53 = 95 = 19 x 5.
  • Sura 50 terdiri dari 45 ayat, dan 50+45 = 95, total yang sama sepertipada Surah 42. Dengan menghitung huruf "Q" dalam setiap "ayat ke-19"sepanjang seluruh isi Quran, total hitungannya adalah 76, 19 x 4.Berikut adalah ringkasan data yang terkait dengan huruf Q :
  • Frekuensi munculnya "Q" dalam Surah "Qaaf" (Surah 50) adalah 57, 19x3.
  • Huruf "Q" terjadi pada surah berinisial Q lainnya (Surah 42) sama persis banyaknya, 57.
  • Total kejadian huruf "Q" di dalam kedua surah yang berinisial Q adalah 114, sama dengan banyaknya surah di dalam Quran.
  • Kata "Quran" disebutkan di dalam Quran sebanyak 57 kali.
  • Uraian dari Quran sebagai "Majiid" (Agung) dihubungkan denganfrekuensi kejadian huruf "Q" pada setiap surah yang berinisial Q. Kata"Majiid" mempunyai suatu nilai gematrikal 57.
  • Surah 42 terdiri dari 53 ayat, dan 42+53 adalah 95, atau 19x5.
  • Surah 50 terdiri dari 45 ayat, dan 50+45 adalah 95, atau 19x5.
  • Banyaknya Q dalam semua ayat bernomor "19" sepanjang seluruh isi Quran adalah 76, 19x4.
  • Pandangan sekilas mulai munculnya komposisi matematika Quran. Sebagai contoh, telah diamati bahwa orang-orang yang menyangsikannya telah dinyatakan pada 50:13 dan terjadi di Quran 13 kali 7:80; 11:70, 11:74,11:89; 21:74; 22:43; 26:160; 27:54, 27:56; 29:28; 38:13; 50:13; dan54:33.
Secara konsisten, mereka dikenal sebagai "Qawm" atau "kaum", dengansatu perkecualian Surah 50 yang berinisial Q di mana mereka dikenal sebagai "Ikhwaan" atau saudara-saudara. Sesungguhnya, jika secara reguler, Q mengandung kata "Qawm" telah digunakan, banyaknya huruf "Q"di dalam Surah 50 pasti telah menjadi 58, dan seluruh fenomena inipasti telah hilang.

Dengan pengetahuan ketelitian matematika, perubahan satu huruf saja dapat menghancurkan sistem tersebut.

Contoh relevansi yang lain adalah mengacu ke Mekah dalam 3:96 sebagai"Becca"! Ejaan aneh ini tentang kota besar yang terkenal telah membingungkan sarjana Islam selama berabad-abad. Walaupun Mekahdinyatakan dalam Quran dengan baik ejaannya di 48:24, huruf "M"digantikan dengan "B" dalam 3:96.

Hal itu menghasilkan bahwa Surah 3 adalah suatu sura dengan inisial M,dan banyaknya huruf "M" pasti telah menyimpang dari kode Quran jika"Mecca" telah dieja dengan tepat di 3:96.

Ingatlah jika mukjizat Qur'an itu dari segala segi, mulai dari segimudah sampai segi sulit, serta dari berbagai bidang mulai sastra,matematika, astronomi, geologi, oceanografi, biologi, chemistry,kode-kode angka, jumlah kata, jumlah huruf, dan segala segi lainnya.

Bagi orang awam saja, keindahan bahasa & hikmah serta nasihat jiwa didalamnya sudah mampu membuktikan kemuliaan Qur'an bagi orang yang maujujur menggunakan hati kecilnya. Diceritakan dalam sebuah kisah jikaAbu Jahal pun menangis mendengar Rasulullah Muhammad SAW membacaQur'an, namun sayang, Abu Jahal tidak mau mengakui Mukjizat Qur'an yangditurunkan pada Rasulullah Muhammad SAW.

Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur'an bahwafakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan,telah dinyatakan dalam Al Qur'an.

Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya AlQuran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentanganyang banyak di dalamnya. QS. 4 An-Nisaa':82

Maha Suci Allah dengan segala kekuasaan-Nya. Sungguh, apa-apa yang ditetapkan Allah, ada manfaat yng bisa diambil.

Jadi,,, 1 lagi bukti... Islam TERBUKTI BENAR!DARI ILMIAH,,,, Islam terbukti Benar DARI KITAB LAIN,,, Islam terbukti Benar

Segala puja & puji bagi ALLAH…. Qur'an TERBUKTI Sepanjang Masa!

Qs.3 Ali Imran : 85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, makasekali-kali tidaklah akan diterima daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.


Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat
0 komentar

Wong Fei Hung, Islam Till Die


Selama ini kita hanya mengenal Wong Fei Hung sebagai jagoan Kung fu dalam film Once Upon A Time in China. Dalam film itu, karakter Wong Fei Hung diperankan oleh aktor terkenal Hong Kong, Jet Li. Namun siapakah sebenarnya Wong Fei Hung?

Wong Fei Hung adalah seorang Ulama, Ahli Pengobatan, dan Ahli Beladiri legendaris yang namanya ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional China oleh pemerintah China. Namun Pemerintah China sering berupaya mengaburkan jatidiri Wong Fei Hung sebagai seorang muslim demi menjaga supremasi kekuasaan Komunis di China.

Wong Fei-Hung dilahirkan pada tahun 1847 di Kwantung (Guandong) dari keluarga muslim yang taat. Nama Fei pada Wong Fei Hung merupakan dialek Canton untuk menyebut nama Arab, Fais. Sementara Nama Hung juga merupakan dialek Kanton untuk menyebut nama Arab, Hussein. Jadi, bila di-bahasa-arab-kan, namanya ialah Faisal Hussein Wong.

Ayahnya, Wong Kay-Ying adalah seorang Ulama, dan tabib ahli ilmu pengobatan tradisional, serta ahli beladiri tradisional Tiongkok (wushu/kungfu). Ayahnya memiliki sebuah klinik pengobatan bernama Po Chi Lam di Canton (ibukota Guandong). Wong Kay-Ying merupakan seorang ulama yang menguasai ilmu wushu tingkat tinggi. Ketinggian ilmu beladiri Wong Kay-Ying membuatnya dikenal sebagai salah satu dari Sepuluh Macan Kwantung. Posisi Macan Kwantung ini di kemudian hari diwariskannya kepada Wong Fei Hung.

Kombinasi antara pengetahuan ilmu pengobatan tradisional dan teknik beladiri serta ditunjang oleh keluhuran budi pekerti sebagai Muslim membuat keluarga Wong sering turun tangan membantu orang-orang lemah dan tertindas pada masa itu. Karena itulah masyarakat Kwantung sangat menghormati dan mengidolakan Keluarga Wong.

Pasien klinik keluarga Wong yang meminta bantuan pengobatan umumnya berasal dari kalangan miskin yang tidak mampu membayar biaya pengobatan. Walau begitu, Keluarga Wong tetap membantu setiap pasien yang datang dengan sungguh-sungguh. Keluarga Wong tidak pernah pandang bulu dalam membantu, tanpa memedulikan suku, ras, agama, semua dibantu tanpa pamrih.

Secara rahasia, keluarga Wong terlibat aktif dalam gerakan bawah tanah melawan pemerintahan Dinasti Ch'in yang korup dan penindas. Dinasti Ch'in ialah Dinasti yang merubuhkan kekuasaan Dinasti Yuan yang memerintah sebelumnya. Dinasti Yuan ini dikenal sebagai satu-satunya Dinasti Kaisar Cina yang anggota keluarganya banyak yang memeluk agama Islam.

Wong Fei-Hung mulai mengasah bakat beladirinya sejak berguru kepada Luk Ah-Choi yang juga pernah menjadi guru ayahnya. Luk Ah-Choi inilah yang kemudian mengajarinya dasar-dasar jurus Hung Gar yang membuat Fei Hung sukses melahirkan Jurus Tendangan Tanpa Bayangan yang legendaris. Dasar-dasar jurus Hung Gar ditemukan, dikembangkan dan merupakan andalan dari Hung Hei-Kwun, kakak seperguruan Luk Ah-Choi. Hung Hei-Kwun adalah seorang pendekar Shaolin yang lolos dari peristiwa pembakaran dan pembantaian oleh pemerintahan Dinasti Ch'in pada 1734.

Hung Hei-Kwun ini adalah pemimpin pemberontakan bersejarah yang hampir mengalahkan dinasti penjajah Ch'in yang datang dari Manchuria (sekarang kita mengenalnya sebagai Korea). Jika saja pemerintah Ch'in tidak meminta bantuan pasukan-pasukan bersenjata bangsa asing (Rusia, Inggris, Jepang), pemberontakan pimpinan Hung Hei-Kwun itu niscaya akan berhasil mengusir pendudukan Dinasti Ch'in.

Setelah berguru kepada Luk Ah-Choi, Wong Fei-Hung kemudian berguru pada ayahnya sendiri hingga pada awal usia 20-an tahun, ia telah menjadi ahli pengobatan dan beladiri terkemuka. Bahkan ia berhasil mengembangkannya menjadi lebih maju. Kemampuan beladirinya semakin sulit ditandingi ketika ia berhasil membuat jurus baru yang sangat taktis namun efisien yang dinamakan Jurus Cakar Macan dan Jurus Sembilan Pukulan Khusus.

Selain dengan tangan kosong, Wong Fei-Hung juga mahir menggunakan bermacam-macam senjata. Masyarakat Canton pernah menyaksikan langsung dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana ia seorang diri dengan hanya memegang tongkat berhasil menghajar lebih dari 30 orang jagoan pelabuhan berbadan kekar dan kejam di Canton yang mengeroyoknya karena ia membela rakyat miskin yang akan mereka peras.

Dalam kehidupan keluarga, Allah banyak mengujinya dengan berbagai cobaan. Seorang anaknya terbunuh dalam suatu insiden perkelahian dengan mafia Canton. Wong Fei-Hung tiga kali menikah karena istri-istrinya meninggal dalam usia pendek. Setelah istri ketiganya wafat, Wong Fei-Hung memutuskan untuk hidup sendiri sampai kemudian ia bertemu dengan Mok Gwai Lan, seorang perempuan muda yang kebetulan juga ahli beladiri.

Mok Gwai Lan ini kemudian menjadi pasangan hidupnya hingga akhir hayat. Mok Gwai Lan turut mengajar beladiri pada kelas khusus perempuan di perguruan suaminya.

Pada 1924 Wong Fei-Hung meninggal dalam usia 77 tahun. Masyarakat Cina, khususnya di Kwantung dan Canton mengenangnya sebagai pahlawan pembela kaum mustad'afin (tertindas) yang tidak pernah gentar membela kehormatan mereka. Siapapun dan berapapun jumlah orang yang menindas orang miskin, akan dilawannya dengan segenap kekuatan dan keberanian yang dimilikinya.

Wong Fei-Hung wafat dengan meninggalkan nama harum yang membuatnya dikenal sebagai manusia yang hidup mulia, salah satu pilihan hidup yang diberikan Allah kepada seorang muslim selain mati Syahid. Semoga segala amal ibadahnya diterima di sisi Alah Swt dan semoga segala kebaikannya menjadi teladan bagi kita, generasi muslim yang hidup setelahnya. Amiin.



Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat

0 komentar

Ungkapan Sederhana Untuk Istri Tercinta


Bila malam sudah beranjak mendapati Subuh, bangunlah sejenak. Lihatlah istri Anda yang sedang terbaring letih menemani bayi Anda. Tataplah wajahnya yang masih dipenuhi oleh gurat-gurat kepenatan karena seharian ini badannya tak menemukan kesempatan untuk istirahat barang sekejap, Kalau saja tak ada air wudhu yang membasahi wajah itu setiap hari, barangkali sisa-sisa kecantikannya sudah tak ada lagi.

Sesudahnya, bayangkanlah tentang esok hari. Di saat Anda sudah bisa merasakan betapa segar udara pagi, Tubuh letih istri Anda barangkali belum benar benar menemukan kesegarannya. Sementara anak-anak sebentar lagi akan meminta perhatian bundanya, membisingkan telinganya dengan tangis serta membasahi pakaiannya dengan pipis tak habis-habis. Baru berganti pakaian, sudah dibasahi pipis lagi. Padahal tangan istri Anda pula yang harus mencucinya.

Di saat seperti itu, apakah yang Anda pikirkan tentang dia? Masihkah Anda memimpikan tentang seorang yang akan senantiasa berbicara lembut kepada anak-anaknya seperti kisah dari negeri dongeng sementara di saat yang sama Anda menuntut dia untuk menjadi istri yang penuh perhatian, santun dalam bicara, tulus dalam memilih kata serta tulus dalam menjalani tugasnya sebagai istri, termasuk dalam menjalani apa yang sesungguhnya bukan kewajiban istri tetapi dianggap sebagai kewajibannya.

Sekali lagi, masihkah Anda sampai hati mendambakan tentang seorang perempuan yang sempurna, yang selalu berlaku halus dan lembut? Tentu saja saya tidak tengah mengajak Anda membiarkan istri kita membentak anak-anak dengan mata rnembelalak. Tidak. Saya hanya ingin mengajak Anda melihat bahwa tatkala tubuhnya amat letih, sementara kita tak pernah menyapa jiwanya, maka amat wajar kalau ia tidak sabar. Begitu pula manakala matanya yang mengantuk tak kunjung memperoleh kesempatan untuk tidur nyenyak sejenak, maka ketegangan emosinya akan menanjak. Disaat itulah jarinya yang lentik bisa tiba-tiba membuat anak kita rnenjerit karena cubitannva yanq bikin sakit.

Apa artinya? Benar, seorang istri shalihah memang tak boleh bermanja-manja secara kekanak-kanakan, apalagi sampai cengeng. Tetapi istri shalihah tetaplah manusia yang membutuhkan penerimaan. Ia juga butuh diakui, meski tak pernah meminta kepada Anda. Sementara gejolak-gejolak jiwa yang memenuhi dada, butuh telinga yang mau mendengar. Kalau kegelisahan jiwanya tak pernah menemukan muaranya berupa kesediaan untuk mendengar, atau ia tak pernah Anda akui keberadaannya, maka jangan pernah menyalahkan siapa-siapa kecuali dirimu sendiri jika ia tiba-tiba meledak. Jangankan istri kita yang suaminya tidak terlalu istimewa, istri Nabi pun pernah mengalami situasi-situasi yang penuh ledakan, meski yang membuatnya meledak-ledak bukan karena Nabi Saw. tak mau mendengar melainkan semata karena dibakar api kecemburuan. Ketika itu, Nabi Saw. hanya diam menghadapi 'Aisyah yang sedang cemburu seraya memintanya untuk mengganti mangkok yang dipecahkan.

Alhasil, ada yang harus kita benahi dalam jiwa kita. Ketika kita menginginkan ibu anak-anak kita selalu lembut dalam mengasuh, maka bukan hanya nasehat yang perlu kita berikan. Ada yang lain. Ada kehangatan yang perlu kita berikan agar hatinya tidak dingin, apalagi beku, dalam menghadapi anak-anak setiap hari. Ada penerimaan yang perlu kita tunjukkan agar anak-anak itu tetap menemukan bundanya sebagai tempat untuk memperoleh kedamaian, cinta dan kasih-sayang. Ada ketulusan yang harus kita usapkan kepada perasaan dan pikirannya, agar ia masih tetap memiliki energi untuk tersenyum kepada anak-anak kita. Sepenat apa pun ia.

Ada lagi yang lain: pengakuan. Meski ia tidak pernah menuntut, tetapi mestikah kita menunggu sampai mukanya berkerut-kerut. Karenanya, marilah kita kembali ke bagian awal tulisan ini. Ketika perjalanan waktu telah melewati tengah malam, pandanglah istri Anda yang terbaring letih itu. Lalu pikirkankah sejenak, tak adakah yang bisa kita lakukan sekedar Untuk menqucap terima kasih atau menyatakan sayang? Bisa dengan kata yang berbunga-bunga, bisa tanpa kata. Dan sungguh, lihatlah betapa banyak cara untuk menyatakannya. Tubuh yang letih itu, alangkah bersemangatnya jika di saat bangun nanti ada secangkir minuman hangat yang diseduh dengan dua sendok teh gula dan satu cangkir cinta. Sampaikan kepadanya ketika matanya telah terbuka, "Ada secangkir minuman hangat untuk istriku. Perlukah aku hantarkan untuk itu?"

Sulit melakukan ini? Ada cara lain yang bisa Anda lakukan. Mungkin sekedar membantunya menyiapkan sarapan pagi untuk anak-anak, mungkin juga dengan tindakan-tindakan lain, asal tak salah niat kita. Kalau kita terlibat dengan pekerjaan di dapur, rnemandikan anak, atau menyuapi si mungil sebelum mengantarkannya ke TK, itu bukan karena gender-friendly; tetapi semata karena mencari ridha Allah. Sebab selain niat ikhlas karena Allah, tak ada artinya apa yang kila lakukan. Kita tidak akan mendapati amal-amal kita saat berjumpa dengan Allah di yaumil-kiyamah. Alaakullihal, apa yang ingin Anda lakukan, terserah Anda. Yang jelas, ada pengakuan untuknya, baik lewat ucapan terima kasih atau tindakan yang menunjukkan bahwa dialah yang terkasih. Semoga dengan kerelaan kita untuk menyatakan terima-kasih, tak ada airmata duka yang menetes dari kedua kelopaknya. Semoga dengan kesediaan kita untuk membuka telinga baginya, tak ada lagi istri yang berlari menelungkupkan wajah di atas bantal karena merasa tak didengar. Dan semoga pula dengan perhatian yang kita berikan kepadanya, kelak istri kita akan berkata tentang kita sebagaimana Bunda 'Aisyah radhiyallahu anha berucap tentang suaminya, Rasulullah Saw., "Ah, semua perilakunya menakjubkan bagiku."

Sesudah engkau puas memandangi istrimu yang terbaring letih, sesudah engkau perhatikan gurat-gurat penat di wajahnya, maka biarkanlah ia sejenak untuk meneruskan istirahatnya. Hembusan udara dingin yang mungkin bisa mengusik tidurnya, tahanlah dengan sehelai selimut untuknya. Hamparkanlah ke tubuh istrimu dengan kasih-sayang dan cinta yang tak lekang oleh perubahan, Semoga engkau termasuk laki-laki yang mulia, sebab tidak memuliakan wanita kecuali laki-laki yang mulia.

Sesudahnya, kembalilah ke munajat dan tafakkurmu. Marilah kita ingat kembali ketika Rasulullah Saw. berpesan tentang istri kita. "Wahai manusia, sesungguhnya istri kalian mempunyai hak atas kalian sebagaimana kalian mempunyai hak atas mereka. Ketahuilah," kata Rasulullah Saw. melanjutkan, 'kalian mengambil wanita itu sebagai amanah dari Allah, dan kalian halalkan kehormatan mereka dengan kitab Allah. Takutlah kepada Allah dalam mengurus istri kalian. Aku wasiatkan atas kalian untuk selalu berbuat baik. " Kita telah mengambil istri kita sebagai amanah dari Allah. Kelak kita harus melaporkan kepada Allah Taala bagaimana kita menunaikan amanah dari-Nya, apakah kita mengabaikannya sehingga gurat-gurat an dengan cepat rnenggerogoti wajahnya, jauh lebih awal dari usia yang sebenarnya? Ataukah, kita sempat tercatat selalu berbuat baik untuk istri ? Saya tidak tahu. Sebagaimana saya juga tidak tahu apakah sebagai suami Saya sudah cukup baik. Jangan-jangan tidak ada sedikit pun kebaikan di mata istri. Saya hanya berharap istri saya benar-banar memaafkan kekurangan saya sebagai suami. Indahya, semoga ada kerelaan untuk menerima apa adanya.

Hanya inilah ungkapan sederhana yang kutuliskan untuknya. Semoga Anda bisa menerima ungkapan yang lebih agung untuk istri Anda.

Karya : M. Fauzil Adzim


Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat
0 komentar

Siapa yang Tahu Maksud Allah


Rasulullah pada suatu waktu pernah berkisah. Pada zaman sebelum kalian, pernah ada seorang raja yang amat dzalim.Hampir setiap orang pernah merasakan kezalimannya itu. Pada suatu ketika, raja zalim ini tertimpa penyakit yangsangat berat. Maka seluruh tabib yang ada pada kerajaan itu dikumpulkan. Dibawah ancaman pedang, mereka disuruh untuk menyembuhkannya. Namun sayangnya tidak ada satu tabib pun yang mampu menyembuhkannya.

Hingga akhirnya ada seorang Rahib yang mengatakan bahwa penyakit sang raja itu hanya dapat disembuhkan dengan memakan sejenis ikan tertentu, yang sayangnya saat ini bukanlah musimnya ikan itu muncul ke permukaan.

Betapa gembiranya raja mendengar kabar ini. Meskipun raja menyadari bahwa saat ini bukanlah musim ikan itu muncul kepermukaan namun disuruhnya juga semua orang untuk mencari ikan itu. Aneh bin ajaib walaupun belum musimnya, ternyata ikan itu sangatlah mudah ditemukan. Sehingga akhirnya sembuhlah raja itu dari penyakitnya.

Di lain waktu dan tempat, ada seorang raja yang amat terkenal kebijakannya. Ia sangat dicintai oleh rakyatnya. Pada suatu ketika, raja yang bijaksana itu jatuh sakit. Dan ternyata kesimpulan para tabib sama, yaitu obatnya adalah sejenis ikan tertentu yang saat ini sangat banyak terdapat di permukaan laut.Karena itu mereka sangat optimis rajanya akan segera pulih kembali.

Tapi apa yang terjadi? Ikan yang seharusnya banyak dijumpai di permukaan laut itu, tidak ada satu pun yang nampak..! Walaupun pihak kerajaan telah mengirimkan para ahli selamnya, tetap saja ikan itu tidak berhasil diketemukan. Sehingga akhirnya raja yang bijaksana itu pun mangkat...

Dikisahkan para malaikat pun kebingungan dengan kejadian itu. Akhirnya mereka menghadap Tuhan dan bertanya, "Ya Tuhan kami, apa sebabnya Engkau menggiring ikan-ikan itu ke permukaan sehingga raja yang zalim itu selamat; sementara pada waktu raja yang bijaksana itu sakit, Engkau menyembunyikan ikan-ikan itu ke dasar laut sehingga akhirnya raja yang baik itu meninggal?"

Allah pun berfirman, "Wahai para malaikat-Ku, sesungguhnya raja yang zalim itu pernah berbuat suatu kebaikan. Karena itu Aku balas kebaikannya itu, sehingga pada waktu dia datang menghadap-Ku, tidak ada lagi kebaikan sedikitpun yang dibawanya. Dan Aku akan tempatkan ia pada neraka yang paling bawah !

Sementara raja yang baik itu pernah berbuat salah kepada-Ku, karena itu Aku hukum dia dengan menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan datang menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya tanpa ada sedikit pun dosa padanya, karena hukuman atas dosanya telah Kutunaikan seluruhnya di dunia!"

Kita dapat mengambil beberapa pelajaran dari kisah bersayap ini.

Pelajaran pertama adalah:
Ada kesalahan yang hukumannya langsung ditunaikan Allah di dunia ini juga; sehingga dengan demikian di akhirat nanti dosa itu tidak diperhitungkan-Nya lagi. Keyakinan hal ini dapat menguatkan iman kita bila sedang tertimpa musibah.

Pelajaran kedua adalah:
Bila kita tidak pernah tertimpa musibah, jangan terlena. Jangan-jangan Allah 'menghabiskan' tabungan kebaikan kita. Keyakinan akan hal ini dapat menjaga kita untuk tidak terbuai dengan lezatnya kenikmatan duniawi sehingga melupakan urusan ukhrowi.

Pelajaran ketiga adalah:
Musibah yang menimpa seseorang belum tentu karena orang itu telah berbuat kekeliruan. Keyakinan ini akan dapat mencegah kita untuk tidak berprasangka buruk menyalahkannya, justru yang timbul adalah keinginan untuk membantu meringankan penderitaannya.

Pelajaran keempat adalah:
Siapa yang tahu maksud Allah ?


Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat
0 komentar

Dan... Seringlah Berterimakasih


Aku bermimpi suatu hari aku pergi ke surga dan seorang malaikat menemaniku dan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjalan memasuki suatu ruang kerja penuh dengan para malaikat. Malaikat yang mengantarku berhenti di depan ruang kerja pertama dan berkata, " Ini adalah Seksi Penerimaan. Disini, semua permintaan yang ditujukan pada Allah diterima".

Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusia di seluruh dunia.

Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerja kedua.

Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Disini kemuliaan dan rahmat yang diminta manusia diproses dan dikirim ke manusia-manusia yang masih hidup yang memintanya".

Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim ke bumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil. Yang sangat mengejutkan aku, hanya ada satu malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun.

"Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih", kata Malaikatku pelan. Dia tampak malu.

"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?", tanyaku.

"Menyedihkan", Malaikat-ku menghela napas. " Setelah manusia menerima rahmat yang mereka minta, sangat sedikit manusia yang mengirimkan pernyataan terima kasih".

"Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas rahmat Tuhan?", tanyaku.

"Sederhana sekali", jawab Malaikat. "Cukup berkata, 'ALHAMDULILLAHI RABBIL AALAMIIN, Terima kasih, Tuhan' ".

"Lalu, rahmat apa saja yang perlu kita syukuri", tanyaku.

Malaikat-ku menjawab, "Jika engkau mempunyai makanan di lemari , pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkau lebih kaya dari 75% penduduk dunia ini.

"Jika engkau memiliki uang di bank, di dompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia.

"Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer mu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu.

Juga.... "Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ... engkau lebih dirahmati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga
hari ini.

"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat .... Maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia".

"Jika engkau dapat menghadiri Masjid atau pertemuan religius tanpa ada ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan, atau kematian ... maka engkau lebih dirahmati daripada 3 milyar orang di dunia.

"Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ... maka engkau termasuk orang yang sangat jarang.

"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik dibandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan.

"Jika engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima rahmat ganda, yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa, engkau lebih dirahmati daripada lebih dari 2 juta orang di dunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali".

Nikmatilah hari-harimu, hitunglah rahmat yang telah Allah anugerahkan kepadamu. Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua teman-teman-mu untuk mengingatkan mereka betapa dirahmatinya kita semua.

"Dan ingatlah tatkala Tuhanmu menyatakan bahwa, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambahkan lebih banyak nikmat kepadamu' ". (QS:Ibrahim (14) :7 )


Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat
0 komentar

Sebuah Apel


Waktu itu aku baru saja memasuki hari-hariku sebagai mahasiswa baru. Semuanya terasa sempurna, teman baru yang menyenangkan dan suasana baru yang penuh tantangan, hingga penyakit tifus datang menyapaku. Aku terbaring di rumah sakit hampir sebulan lamanya. Teman-temanku bergantian menengok dan memberiku dukungan, tak sedikit pula yang berusaha menarik perhatianku dengan membawa serangkaian bunga atau kembang gula.

Tapi ada seorang pria pendiam yang membuatku penasaran, dia mengaku salah satu dari teman sekelasku. Meski aku merasa pernah melihat wajahnya, aku tidak ingat dia ada di kelasku. Adrien, nama pria itu, selalu membawakanku sebutir apel setiap hari, hanya sebuah. Dia mengunjungiku dari hari pertama aku dirawat sampai akhirnya aku sembuh dan diijinkan pulang.

Meski heran, aku mencoba menahan diri untuk bertanya mengapa dia hanya membawakanku sebutir apel setiap hari, bukan sebuket bunga, setidaknya sekeranjang apel atau tidak sama sekali, itu tentu tidak akan lebih aneh daripada sebutir apel saja.

Saat aku kembali ke kampus, yang pertama kucari adalah Adrien. Aku selalu penasaran apakah dia benar teman sekelasku. Ternyata dia memang ada disana, duduk di kursi paling pojok, dan seharian hanya tidur di kelas.

Aku tak menyapanya dan melakukan kegiatan belajarku seperti biasanya. Tapi saat pulang, aku kembali menemukan sebutir apel di lokerku. Keesokan harinya aku membangunkan tidurnya dan mengajaknya makan siang bersama.

Kali ini aku tidak bisa menahan keingintahuanku tentang sebutir apel yang selalu dia berikan padaku. Aku begitu terkejut ketika mendengar awal kisah sebutir apel itu ternyata dimulai olehku sendiri. Saat itu masa orientasi untuk mahasiswa baru. Menurut Adrien, ia lupa membawa bekal karena telat bangun. Lalu seorang wanita bertubuh pendek, aku, menawarkan sebutir apel karena melihatnya tidak membawa bekal saat makan siang.

Ia bilang hatinya merasa tersentuh karena wanita itu tidak menanyakan alasannya tidak membawa bekal, meski mungkin lebih karena wanita itu tidak peduli padanya. Tetapi untuk pertama kalinya bagi Adrien, seorang yang tidak peduli padanya justru menyelamatkan dirinya hari itu. Saat itu ia nyaris pingsan karena lapar dan tidak tahu harus meminta tolong pada siapa karena tidak ada orang yang dikenalnya.

Sejak itu ia mengaku sangat menyukai buah apel. Sebutir apel yang ia berikan setiap hari merupakan balasan kebaikanku dulu. Ia mengandaikan buah apel sepotong cinta, ia berikan sebutir setiap hari dan akan selalu sama. Meski mungkin dia tidak menawarkan cinta yang berlebihan dengan sebuket mawar atau sekotak kembang gula, hanya sebutir apel sederhana tapi baginya cintanya padaku tidak akan pernah berubah. Dia tidak mencoba menarik perhatianku dengan sesuatu yang wah, tapi hanya menawarkan sepotong cinta yang setia, cinta yang sederhana.

Aku mungkin merasa tidak percaya seorang Adrien yang agak anti sosial bisa berpikir tentang cinta seperti sebuah apel, tapi dalam kenyataan hidup hal itu memang terjadi. Kebaikan yang tidak kita sadari bisa menggugah perasaan seseorang sampai ia rela memberikan cintanya dengan tulus pada kita.

So, buat kamu yang belum menemukan cinta, mungkin di suatu tempat kebaikan yang tidak kamu sadari itu justru bisa membuat orang jatuh cinta. Kamu tidak perlu menarik perhatian dengan memberikan segala macam barang, karena cinta itu adalah hal yang sederhana, tawarkan cinta seperti apa adanya, meski itu hanya sepotong saja.


Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat
0 komentar

Sains dalam Al-Quran (Part 4)


Para ahli angkasa diakhir abad 14 Hijriah telah mengirakan bahwa semua bintang itu atau sebagiannya memang dikitari planet yang sama dengan yang ada dalam tatasurya kita, tetapi mereka belum dapat memastikan semuanya karena mereka belum dapat melihat wujud nyata adanya planet-planet itu dengan teleskop yang mereka pakai.

7/10.
Dan sesungguhnya KAMI tempatkan kamu di Bumi ini dan KAMI jadikan untukmu alat-alat kehidupan, sedikit sekali yang kamu hargai.

12/4.
Ketiaka Yusuf berkata pada ayahnya: wahai ayahku, bahwa aku melihat (dalam mimpi) sebelas planet dan surya dan Bulan, aku lihat semuanya bersujud padaku.

37/6.
Bahwa KAMI menghiasi dunia itu dengan hiasan planet-planet.

55/10.
Dan Bumi ini KAMI tempatkan dia untuk manusia.

Bintang-bintang di angkasa raya tidak terhitungkan jumlahnya, malah dalam satu galaxy saja ada jutaan dan galaxy yang demikian itu jutaan pula banyaknya. Alquran tidak memberikan jumlah yang pasti tentang berapa banyak bintang di angkasa luas itu karena di samping tidak ada gunanya bagi manusia dalam kehidupan di dunia kini juga bintang-bintang lain itu tidak ada hubungannya dan tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan dalam tatasurya kita. Walaupun begitu sebagai bandingan, Alquran memberikan pemisalan bahwa bintang di angkasa itu sebanyak pohon di Bumi ini. Baik bintang maupun pohon sama-sama patuh pada hukum ALLAH. Keterangan ini termaktub pada ayat 55/6.

55/6.
Dan bintang begitupun pohon sama bersujud (patuh menurut hukum ALLAH).

Manusia tidak mengetahui betapa luasnya semesta raya ini karena memang mereka ketiadaan alat untuk menentukan, sama keadaanya dengan cara menghitung jumlah bintang. Dalam pada itu manusia Bumi mempunyai dua macam pendapat: di satu fihak disangkakan semesta ini tidak terbatas dengan istilah EXPANDING yaitu senantiasa meluas, dan ini didasarkan atas teori Eldwin Hubble. Di lain fihak disangkakan semesta raya ini mempunyai batas dengan istilah STATIC dalam daerah tertentu di mana jutaan galaxy bergerak melengkung 360 derajat. Hal ini didasarkan atas teori Relativity Einstein.

Dalam pada itu Alquran pada ayat 16/12 menerangkan bahwa semua bintang di angkasa itu bergerak menurut ketentuan ALLAH. Dan ayat 70/4 s/d 70/7 menjelaskan bahwa semesta itu berputar di sumbunya selama 50.000 tahun Qamariah. Kalau manusia ramai menganggap daerah itu sangat luas di mana jutaan milyar bintang bergerak pada satu jurusan dengan posisi masing-masingnya sangat berjauhan, tetapi oleh ALLAH hal demikian dekat saja dengan arti bahwa disemua bintang itu berlaku hukum ALLAH yang setiap saat dapat melihat, mendengar dan mengetahui setiap gerak yang berlaku.

16/12.
Dan DIA edarkan untukmu malam dan siang serta Surya dan Bulan. Dan bintang-bintang itu adalah benda-benda yang diedarkan dengan perintahNYA. Bahwa pada yang demikian itu ada pertanda-pertanda untuk kaum yang memikirkan.

70/4.
Naik malekat dan ruh kepadaNYA dalam hari (semesta yang berputar 360 derajat) yang menurut ketentuanNYA lima puluh ribu tahun.

70/5.
Maka tabahlah dengan ketabahan yang elok.

70/6.
Bahwa mereka melihatnya (daerah semesta ini) sangat jauh.

70/7.
Dan KAMI melihatnya dekat saja.

Satu hari di Bumi adalah 24 jam karena selama itu pula Bumi ini berputar di sumbunya 360 derajat. Satu hari tatasurya yaitu 1.000 tahun menurut ayat 22/47 karena selama itu pula planet yang terjauh dari surya beredar 360 derajat. Jika orang dapat mengetahui betapa kecepatan gerak planet terjauh itu dalam satu jam maka dapatlah diperhitungkan betapa luasnya daerah tatasurya kita ini. Begitu pula mengenai luas daerah semesta raya yang satu harinya selama 50.000 tahun itu. Hanya sayang sekali bahwa orang tidak dapat mengetahui bintang mana yang berindak selaku bintang terpinggir dari semesta yang luas itu dan tentunya juga tidak dapat mengetahui kecepatan geraknya. Alhasil, orang tidak akan dapat mengukur betapa luasnya daerah semesta tersebut.

22/47.
Dan mereka minta segerakan siksaan itu padahal ALLAH tidak akan merobah janjiNYA, dan
bahwa satu hari pada TUHANmu seperti seribu tahun dari apa yang kamu bilang.

Walaupun begitu, masih ada faedah yang mungkin diambil dari ketentuan kedua ayat suci di atas tadi yaitu dalam hal yang menyangkut dengan jam atau hari. Istilah ini menyimpulkan bahwa seluruh gerak bintang di angkasa itu menuju pada satu arah, PARALEL, dari barat ke timur melengkung 360 derajat dan berkelanjutan. Keadaannya sama dengan gerakmplanet dalam tatasurya kita, semuanya satu arah. Gerak melengkung 360 derajat berkelanjutan dinamakan hari. Itulah waktu yang di Bumi dibagi-bagi menjadi jam dan detik. Dari semua itu dapatlah dirumuskan bahwa Alquran mengajarkan teori PARALLELisme atas gerak benda angkasa.

2/147.
 Yang logis itu (datang) dari Tuhanmu, maka janganlah termasuk orang-orang yang ragu.


Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat
 
;