Kiriman : Azallea
Lesmana
Demi
kekasihnya yang sekarat, seorang wanita rela menjadi seekor kupu-kupu untuk
menyelamatkan jiwanya. Penantiannya yang panjang justru membalikkan kisah cinta
mereka menjadi kesedihan.
Di sebuah
kota kecil yang tenang dan indah, ada sepasang pria dan wanita yang saling
mencintai. Mereka selalu bersama memandang matahari terbit di puncak gunung,
bersama di pesisir pantai menghantar matahari senja. Setiap orang yang bertemu
dengan mereka tidak bisa tidak akan menghantar dengan pandangan kagum dan doa
bahagia. Mereka saling mengasihi satu sama lain.
Namun pada
suatu hari, malang.. sang lelaki mengalami luka berat akibat sebuah kecelakaan.
Ia berbaring di atas ranjang pasien.. beberapa malam tidak sadarkan diri di
rumah sakit. Siang hari sang wanita menjaga di depan ranjang dan dengan tiada
henti memanggil-manggil kekasih yang tidak sadar sedikitpun. Malamnya ia ke
gereja kecil di kota tersebut dan tak lupa berdoa kepada Tuhan agar kekasihnya
selamat. Air matanya sendiri hampir kering karena menangis sepanjang hari.
Seminggu telah berlalu, sang lelaki tetap pingsan tertidur seperti dulu,
sedangkan si wanita telah berubah menjadi pucat pasi dan lesu tidak terkira,
namun ia tetap dengan susah payah bertahan dan akhirnya pada suatu hari Tuhan
terharu oleh keadaan wanita yang setia dan teguh itu, lalu IA memutuskan
memberikan kepada wanita itu sebuah pengecualian kepada dirinya.
Tuhan
bertanya kepadanya: "Apakah kamu benar-benar bersedia menggunakan nyawamu
sendiri untuk menukarnya?".
Si wanita
tanpa ragu sedikitpun menjawab: "Ya".
Tuhan
berkata: "Baiklah, Aku bisa segera membuat kekasihmu sembuh kembali, namun
kamu harus berjanji menjelma menjadi kupu-kupu selama 3 tahun. Pertukaran
seperti ini apakah kamu juga bersedia?".
Si wanita
terharu setelah mendengarnya dan dengan jawaban yang pasti menjawab: "saya
bersedia!".
Hari telah
terang. Si wanita telah menjadi seekor kupu-kupu yang indah. Ia mohon diri pada
Tuhan lalu segera kembali ke rumah sakit. Hasilnya, lelaki itu benar-benar
telah siuman bahkan ia sedang berbicara dengan seorang dokter. Namun sayang, ia
tidak dapat mendengarnya sebab ia tak bisa masuk ke ruang itu. Dengan di sekati
oleh kaca, ia hanya bisa memandang dari jauh kekasihnya sendiri. Beberapa hari
kemudian, sang lelaki telah sembuh. Namun ia sama sekali tidak bahagia. Ia
mencari keberadaan sang wanita pada setiap orang yang lewat, namun tidak ada
yang tahu sebenarnya sang wanita telah pergi kemana.
Sang lelaki
sepanjang hari tidak makan dan istirahat, terus mencari. Ia begitu rindu
kepadanya, begitu inginnya bertemu dengan sang kekasih, namun sang wanita yang
telah berubah menjadi kupu-kupu bukankah setiap saat selalu berputar di
sampingnya? hanya saja ia tidak bisa berteriak, tidak bisa memeluk. Ia hanya
bisa memandangnya secara diam-diam.
Musim panas
telah berakhir, angin musim gugur yang sejuk meniup jatuh daun pepohonan.
Kupu-kupu mau tidak mau harus meninggalkan tempat tersebut lalu terakhir kali
ia terbang & hinggap di atas bahu sang lelaki. Ia bermaksud menggunakan
sayapnya yang kecil halus membelai wajahnya, menggunakan mulutnya yang kecil
lembut mencium keningnya. Namun tubuhnya yang kecil dan lemah benar-benar tidak
boleh di ketahui olehnya, sebuah gelombang suara tangisan yang sedih hanya
dapat di dengar oleh kupu-kupu itu sendiri & mau tidak mau dengan berat
hati ia meninggalkan kekasihnya, terbang ke arah yang jauh dengan membawa
harapan.
Dalam
sekejap telah tiba musim semi yang kedua, sang kupu-kupu dengan tidak sabarnya
segera terbang kembali mencari kekasihnya yang lama di tinggalkannya. Namun di
samping bayangan yang tak asing lagi ternyata telah berdiri seorang wanita
cantik. Dalam sekilas itu sang kupu-kupu nyaris jatuh dari angkasa. Ia
benar-benar tidak percaya dengan pemandangan di depan matanya sendiri. Lebih
tidak percaya lagi dengan omongan yang di bicarakan banyak orang.
Orang-orang
selalu menceritakan ketika hari natal, betapa parah sakit sang lelaki.
Melukiskan betapa baik dan manisnya dokter wanita itu. Bahkan melukiskan betapa
sudah sewajarnya percintaan mereka dan tentu saja juga melukiskan bahwa sang
lelaki sudah bahagia seperti dulu kala dsb. Sang kupu-kupu sangat sedih.
Beberapa hari berikutnya ia seringkali melihat kekasihnya sendiri membawa
wanita itu ke gunung memandang matahari terbit, menghantar matahari senja di
pesisir pantai. Segala yg pernah di milikinya dahulu dalam sekejap tokoh
utamanya telah berganti seorang wanita lain sedangkan ia sendiri selain
kadangkala bisa hinggap di atas bahunya, namun tidak dapat berbuat apa-apa.
Musim panas
tahun ini sangat panjang, sang kupu-kupu setiap hari terbang rendah dengan
tersiksa dan ia sudah tidak memiliki keberanian lagi utk mendekati kekasihnya
sendiri. Bisikan suara antara ia dengan wanita itu, ia dan suara tawa
bahagianya sudah cukup membuat embusan napas dirinya berakhir, karenanya
sebelum musim panas berakhir, sang kupu-kupu telah terbang berlalu.
Bunga
bersemi dan layu. Bunga layu dan bersemi lagi. Bagi seekor kupu-kupu waktu
seolah-olah hanya menandakan semua ini. Musim panas pada tahun ketiga, sang
kupu-kupu sudah tidak sering lagi pergi mengunjungi kekasihnya sendiri. Sang
lelaki bekas kekasihnya itu mendekap perlahan bahu si wanita, mencium lembut
wajah wanitanya sendiri. Sama sekali tidak punya waktu memperhatikan seekor kupu-kupu
yang hancur hatinya apalagi mengingat masa lalu. Tiga tahun perjanjian Tuhan
dengan sang kupu-kupu sudah akan segera berakhir dan pada saat hari yang
terakhir, kekasih si kupu-kupu melaksanakan pernikahan dengan wanita itu. Dalam
gereja kecil telah di penuhi orang-orang. Sang kupu-kupu secara diam-diam masuk
ke dalam dan hinggap perlahan di atas pundak Tuhan. Ia mendengarkan sang
kekasih yang berada di bawah berikrar di hadapan Tuhan dgn mengatakan:
"saya bersedia menikah dengannya!". Ia memandangi sang kekasih
memakaikan cincin ke tangan wanita itu, kemudian memandangi mereka berciuman
dengan mesranya lalu mengalirlah air mata sedih sang kupu-kupu.
Dengan pedih
hati, Tuhan menarik napas: "Apakah kamu menyesal?".
Sang
kupu-kupu mengeringkan air matanya: "Tidak".
Tuhan lalu
berkata di sertai seberkas kegembiraan: "Besok kamu sudah dapat kembali
menjadi dirimu sendiri".
Sang
kupu-kupu menggeleng-gelengkan kepalanya: "Biarkanlah aku mjd kupu2 seumur
hidup".
ADA BEBERAPA
KEHILANGAN MERUPAKAN TAKDIR. ADA BEBERAPA PERTEMUAN ADALAH YANG TIDAK AKAN
BERAKHIR SELAMANYA. MENCINTAI SESEORANG TIDAK MESTI HARUS MEMILIKI, NAMUN
MEMILIKI SESEORANG MAKA HARUS BAIK-BAIK MENCINTAINYA.
Niyaz Khalil
Harapan dari
Seorang Sahabat
0 komentar:
Posting Komentar