Minggu, 03 Februari 2013

Al-Qur’an (Sumber Inspirasi Sains) – (Part 1)


“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelasann mengenai petunjuk itu dan pembeda …”(QS 2:185)

Al-Qur’an bersama sunnah rasul saw merupakan dua pegangan utama ummat Islam dalam mengarungi hidup di masa dan pasca kehidupan rasul saw. Mengingat fungsinya yang demikian maka banyak karya tulis dibuat dalam rangka mempertahankan spirit dan inti pesan agar tidak keluar konteks tetapi tetap sesuai dengan situasi ruang-waktu.

Berdasarkan kenyataan itu pula, kita perlu menguji pemahaman kita selama ini atas pesan-pesan keduanya. Kini, kita hidup di era cyber, era TI, di era teknologi skala nano (sepermilyar meter). Bahkan mungkin juga era angkasa luar setelah negeri dengan penduduk terpadat di dunia yang konon tidak terlalu kaya berhasil meneguhkan dirinya menjadi negara ketiga yang berhasil meluncurkan manusia ke ruang angkasa. Negeri itu adalah Cina yang kita kenal dengan pesan “utlubil ilma walau bissin”. Cina mampu meluncurkan pesawat ruang angkasa Shenzhou 5 berawak satu yakni Yang Liwei yang berusia 38 tahun. Singkatnya, era ilmu pengetahuan yang bertumpu pada keruntutan berfikir yang secara teologis lebih condong pada teologi Mu’tazilah yang selama ini justru kita jauhi.

Bagaimana pesan al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan? Apa makna petunjuk dan pembeda dalam konteks bangunan ilmu pengetahuan? Syekh Jauhari Thonthowi guru besar universitas Kairo penulis kitab tafsir al-Jawahir membuka tafsirnya dengan mengungkap fakta sekaligus menggugat ulama islam. Di dalam al-Qur’an hanya terdapat sekitar 150 ayat hukum sementara ayat kauniyah lima kali lipatnya, yakni sekitar 750 ayat. Ulama islam telah mengerahkan sebagian besar waktu dan tenaganya untuk menulis ribuan kitab fikih tetapi nyaris tidak satu pun buku tentang alam ditulis.

Jelas, selama ini kita terlalu berorientasi pada fiqih meskipun dalam praktek kesehariannya amalan fiqih kita sangat amburadul. Kita perlu menyeimbangkan orientasi dalam memahami dan menangkap pesan kitab suci dan sunnah rasul saw. Syair-syair semisal al-fiqhu anfusu syaiin, fiqih adalah segalaanya atau fiqih adalah ilmu yang paling berharga; idza maa’ tazza dzu ilmin bi ilmin fa ilmul fiqhi aula bi’ tizaazin, bila orang berilmu mulia lantaran ilmunya maka ilmu fiqih membuatnya lebih mulia, perlu didekontruksi maknanya. Kita kini berada di dalam kurun interdepedensi, saling kebergantungan satu dengan yang lain tanpa harus merasa yang satu lebih dari yang lain, tak terkecuali ilmu fiqih.

Kembali ke pertanyaan bagaimana pesan al-Qur’an tentang ilmu pengetahuan. Jawabnya sangat jelas, Allah akan meninggikan derajat orang beriman di antara kalian dan berilmu (QS 58:11). Ringkasnya, kata kunci bagi kebangkitan islam yang didengung-dengungkan sejak memasuki abad 15 hijriyah adalah iman dan ilmu. Tentu, yang dimaksud ilmu di sini termasuk juga ilmu material seperti matematika, fisika, kimia, biologi, komputer dan berbagai terapannya. Tanpa ilmu material ini kekuatan kita tidaklah maksimal dan tidak akan mampu menembus bumi seperti yang dilakukan Jepang dalam membangun laboratorium Super Kamiokande, pendeteksi neutrino, di kedalaman satu kilometer di bawah permukaan bumi. Kita juga tak bakal mampu menembus langit seperti yang dilakukan oleh para astronot Rusia, Amerika dan Cina meskipun kita telah hafal di luar kepala teks al-Qur’an surat ar-Rahman ayat 33. Kekuatan kita tidak maksimal sebab sulit disangkal bahwa knowledge is power.

Bersambung ….


Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat

0 komentar:

Posting Komentar

 
;