Hanya saya
sendiri yang akan menyelesaikan tugas saya. Dan saya harus menunda mengharapkan
orang lain menuntaskan pekerjaan saya. Karena hal tersebut mustahil.
Nasehat sang motivator
“Hanya
pemain yang memungkinkan untuk mencetak goal”. Itulah penggalan penggugah emosi
semangat dalam jiwa saya. Saat mengikuti pelatihan motivasi di kampus dulu.
Menurut sang motivator. Dalam permainan bola, ada aturan, siapapun boleh
mencetak goal dan dianggap sah oleh wasit. Selama orang tersebut adalah pemainnya.
Akan tetapi, bila yang menjebolkan gawang penonton. Sudah pasti itu dinyatakan
bukan goal.
Kemudian
sang motivator melanjutkan. “Itu maknanya, dalam hidup ini, jadikanlah diri
kita sebagai pemainnya. Bukan menjadi penonton”. Hal ini dalam konteks
pencapaian - senada dengan kata bijak “Hanya Anda sendiri yang akan
menyelesaikan tugas Anda. Tundalah mengharapkan orang lain menuntaskan
pekerjaan Anda. Karena hal tersebut mustahil”.
Jiwa yang bertumbuh
Selain itu,
manfaat memposisikan diri sebagai pemain, bukan hanya penghargaan berupa hadiah
akan kita peroleh. Akan tetapi, pengalaman batin yang tidak terdapat dalam
tatanan teori, juga menbadan kepada kita. Karena, kesempatan gagal dan berhasil
- hanya mereka yang bertindak - akan merasakannya. Proses pergantian kejadian
inilah, saya sebut dengan jiwa yang bertumbuh.
Robin Sharma
dalam bukunya 101 The Great Guide menganjurkan - agar kita segera memutuskan
diri sebagai pemain. Entah menjadi pemusik. Koki. Pengacara. Pemotong rumput.
Pengecat rumah. Sopir. Petugas parkir. Pemetik kelapa. Tukang urut. Penunjuk
jalan. Dan jenis-jenis pemarinan lainnya. Maka, pastikan, diri kita sebagai
bintang utama dalam permainan tersebut.
Inspirasi film Sincan
Setelah
memutuskan diri sebagai pemain. Maka, langkah selanjutnya adalah menikmati
permainan tersebut. Lantas seperti apa menikmati permainannya?
Minggu 6 Mei
2012. Di rumah mertua berkumpul banyak orang - keluarga inti dari almarhum
bapak mertua, dari Betawi. Dan keluarga ibu mertua dari Pacitan. Karena, minggu
ini - hari berbahagia bagi kakak ipar - yakni penyematan cincin tunangan kepada
wanita pilihan yang akan dijadikan pedamping hidupnya kelak.
Acara
pertunangan berlangsung di rumah sang calon istri di Cilangkap. Rencananya
mulai jam 11.00. Dan kami menjadwalkan berangkat dari Ciganjur jam 09.30.
Selama menunggu kedatangan pihak keluarga semuanya. Dalam kesibukan merapikan
dan memoles seserahan dengan bunga dari pita jepang. Adik-adik sepupu
menyalankan TV dan menyaksikan film Sincan.
Enjoy the game
Terlepas
Anda menyukai, menyetujui atau bahkan tidak merekomendasikan buah hati Anda
menyaksikan film ini. Akan tetapi, pada episode hari ini, ada pesan hidup
bermakna bagi saya. Saya tidak tau apa temanya. Namun yang saya ingat. Sincan
bersama Papanya berangkat ke tempat latihan Golf, seperti lapangan dekat Gelora
Bung Karno.
Di tempat
latihan dan bermain golf itu. Sincan bertemu dengan seorang pegolf profesional.
Sebut saja namanya Akimoro. Dia pemenang juara Asia Open Cup. Melihat pemain
kawakan itu bermain di tempat orang-orang amatir melatih ketrampilannya. Sincan
penasaran dan bertanya kepada Akimoro. “Kakak Akimoro, mengapa kakak bermain di
sini, kakakkan pemain hebat?” tanya sincan dengan nada khasnya.
Lalu Akimoro
menjawab “Adik kecil, kakak sangat senang main di sini. Dulu, sebelum kakak
ikut perlombaan tingkat dunia. Kakak setiap hari berlatih di tempat ini”.
Sincanpun melanjutkan pertanyaannya “Kakak, bagaimana cara agar bisa melakukan
hole (memasukkan bola ke lubang dalam satu kali pukulan)?”
Akimoro
menjelaskan dengan pengalaman hidupnya “Adik kecil, dengarkan ini ya. Sebelum
kakak ahli melakukan hole. Kakak sering sekali gagal menggayunkan stik terbaik
kakak. Sehingga, bola jatuh jauh dari sasaran. Kamu tahu kenapa? Karena kakak
sibuk berfokus pada akhir dari permainan - yaitu memasukkan bola ke targetnya -
akan tetapi, semenjak kakak mengubah fokus pada permainan, yang terjadi
malahan, kakak menghasilkan pukulan terbaik dan tercipta hole”.
Dan
akhirnya, Akimoro menitip pesan kepada Sincan “Jadi, pesan aku kepadamu. Setiap
kamu mengayunkan stick untuk mendorong bola. Maka, abaikan tujuan. Tetapi,
berfokuslah pada ayunan, bola yang melayang ke udara. Karena, menikmati
permainan. Lebih penting dari memasukkan bola ke lubang, Oke”. Setelah itu, akomoro
meninggakan Sincan dan tempat latihan golf tersebut.
Be A Player and feel the game 100%
Bagi saya,
pesan Akimoro kepada Sincan, merupakan gambaran konkret. Seperti apa contoh
menikmati permainan (enjoy the game). Namun, mohon memahami. Bukan berarti,
saat kita bermain melupakan target permainan. Akan tetapi, sasaran yang telah
kita tentukan sebagai tujuan akhir permainan. Cukup kita sadari di awal.
Setelah itu, kita menikmati setiap detik pergerakan waktu, hingga mencapai
tujuan utama kita.
So, mari
kita putuskan untuk menjadi pemainnya sekarang. Kemudian, kita menikmati proses
permainan yang telah kita putuskan di arena kita - dengan penuh totalitas - 100%.
Penulis :
Rahmadsyah Mind - Therapist Trainer Softskill
Niyaz Khalil
Harapan dari
Seorang Sahabat
0 komentar:
Posting Komentar