Pertanyaan
kritis lebih lanjut, semisal mengapa dipilih semut bukan nyamuk, kecoak,
cacing, orong-orong atau hewan kecil lainnya dapat diajukan. Jawabnya juga
sudah dikuak oleh para ilmuwan. Majalah Reader Diggest yang terbit di akhir
dasawarsa 70-an pernah menguraikan panjang lebar keistimewaan semut dibanding
hewann lainnya.
Pertama,
komunitas semut mempunyai sistem atau struktur kemasyarakatan lengkap dengan
pembagian tugasnya. Kedua, masyarakat semut mengenal sistem peperangan
kolektif. Artinya kelompok semut tertentu yang dipimpin seekor ratu semut dapat
berperang dengan komunitas semut yang dipimpin oleh ratu lainnya. Hewan lain
umumnya bertarung individu-individu. Ketiga, semut mengenal sistem perbudakan.
Telur sebagai harta benda utama dari pihak semut yang kalah perang akan
dikuasai dan diangkut oleh pihak semut pemenang. Telur-telur ini akan dijaga
sampai menetas dan bayi semut ini akan dijadikan budak-budak mereka yang
menang. Keempat, semut mengenal sistem peternakan. Pada daun pohon jambu,
mangga, rambutan atau lainnya kadang terdapat jamur putih lembut. Di sana ada
hewan kecil berwarna putih yang menghasilkan cairan manis. Semut tahu hewan ini
malas berpindah karena itu semut membantu memindahkannya ke tempat baru bila
lahan di sekitar itu telah mulai tandus dan setelah semut memerah cairannya
setiap perioda waktu tertentu. Sampai saat ini belum diketahui hewan lain yang
mengenal sistem perbudakan dan peternakan. Kelima, semut mengenal sistem navigasi
yang baik.
Itulah salah
satu contoh bagaimana ayat al-Qur’an dapat dijadikan sumber ilmu pengetahuan
dalam contoh ini biologi. Banyak ayat lainnya yang dapat dijadikan sumber
informasi ilmu seperti fisika, kimia dan lainnya selain fiqih yang telah ditulis
dalam ribuan buku. Persoalannya kini adalah perubahan orientasi seperti yang
disinggung di depan, dari yang sekedar fiqih ke oriantasi ayat kauniyah yang
melahirkan sains eksakta yang terbukti mampu menguasai dan mengendalikan
peradaban dunia.
Tamat
Pekerja
LaFTiFA (Laboratorium Fisika Teori dan Filsafat Alam) - ITS, mantan
Vice-President of Saijo-Hiroshima Moslem Association.
Niyaz Khalil
Harapan dari
Seorang Sahabat
0 komentar:
Posting Komentar