“Siapa
menurut engkau hamba-hamba Allah SWT yang mukhlis itu ? “’ tanya Rasulullah
SAW.
Iblis
menjawab dengan panjang lebar, “Apakah engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa
orang yang masih suka dirham dan dinar (harta) adalah belum bisa murni karena
Allah SWT. Apabila saya melihat seseorang sudah tidak menyukai dirham dan
dinar, serta tidak suka dipuji, maka saya tahu bahwa ia adalah orang yang
mukhlis karena Allah, lalu saya tinggalkan. Sesungguhnya seorang hamba selagi
masih suka harta dan pujian, sedangkan hatinya selalu bergantung pada
kesenangan-kesenangan duniawi, maka ia akan lebih taat kepadaku daripada
orang-orang yang telah saya jelaskan kepadamu. Apakah engkau tidak tahu wahai
Muhammad, bahwa cinta harta itu termasuk dosa yang paling besar ?, apakah
engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa cinta kedudukan adalah termasuk dosa
yang paling besar ?.
Apakah
engkau tidak tahu, saya memiliki tujuh puluh ribu anak, sedangkan setiap anak
dari jumlah tersebut memiliki tujuh puluh ribu setan. Diantara mereka ada yang
sudah saya tugaskan untuk menggoda ulama, ada yang saya tugaskan untuk menggoda
para pemuda, ada yang saya tugaskan untuk menggoda orang-orang yang sudah tua.
Anak-anak muda bagi kami tidak masalah, sedangkan anak-anak kecil lebih mudah
kami permainkan sekehendak saya. Diantara mereka juga ada yang saya tugaskan untuk
menggoda orang-orang yang tekun beribadah, dan ada juga yang saya tugaskan
untuk menggoda orang-orang zuhud. Mereka keluar-masuk dari kondisi ke kondisi
lain, dari satu pintu ke pintu lain, sehingga mereka berhasil dengan
menggunakan cara apapun. Saya ambil dari mereka nilai keikhlasan dalam hatinya,
sehingga mereka beribadah kepada Allah dengan tidak ikhlas, sementara mereka
tidak merasakan hal itu. Apakah engkau tidak
tahu wahai Muhammad, bahwa Barshish seorang rahib (pendeta) yang berbuat ikhlas
karena Allah selama tujuh puluh tahun, sehingga dengan doanya ia sanggup
menyelamatkan orang-orang yang sakit. Akan tetapi saya tidak berhenti menggodanya
sehingga ia sempat berbuat zina dengan seorang perempuan, membunuh orang dan
mati dalam kondisi kafir ?. Inilah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam
kitab-Nya dengan firman-Nya :
“(Bujukan
orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) setan ketika dia berkata
kepada manusia : ‘Kafirlah kamu’ , maka tatkala manusia itu telah kafir ia
berkata, ‘sesungguhnya aku cuci tangan darimu, karena sesungguhnya aku takut
kepada Allah, Tuhan Semesta Alam”. (QS.Al-Hasyr:16).
Apakah
engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa kebohongan itu dari saya, saya adalah
yang berbohong pertama kali. Orang yang berbohong adalah temanku. Barangsiapa
bersumpah atas nama Allah dengan berbohong maka ia adalah kekasihku. Apakah
engkau tidak tahu wahai Muhammad, bahwa saya pernah bersumpah kepada Adam dan
Hawa dengan atas nama Allah, “Bahwa saya akan memberi nasihat kepada kalian
berdua’. Maka sumpah bohong itu menyenangkan hatiku. Sedangkan menggunjing dan mengadu
domba adalah buah santapan dan kesukaanku. Kesaksian dusta adalah penyejuk
mataku dan kesenanganku. Barangsiapa bersumpah dengan menceraikan istrinya
(talak) maka hampir tidak akan bisa selamat, sekalipun hanya sekali. Andaikan
itu benar, yang karenanya orang membiasakan lidahnya mengucapkan kata-kata
tersebut, istrinya akan menjadi haram. Kemudian dari pasangan tersebut
menghasilkan keturunan sampai hari Kiamat nanti yang semuanya hasil dari
anak-anak zina. Sehingga seluruhnya masuk neraka hanya gara-gara satu ucapan.
Wahai
Muhammad, sesungguhnya diantara ummatmu ada orang yang menunda-nunda shalatnya
dari waktu ke waktu. Ketika ia hendak menjalankan shalat maka saya selalu
berada padanya dan menggangu sembari berkata kepadanya, ‘Masih ada waktu,
teruskan engkau sibuk dengan urusan dan pekerjaan yang engkau lakukan’ sehingga
ia menunda shalatnya, dan kemudian shalat diluar waktunya. Akibatnya dengan
sholat yang dikerjakan diluar waktunya itu akan dipukul di kepalanya. Kalau
saya merasa kalah, maka saya mengirim kepadanya salah seorang dari setan-setan
manusia yang akan menyibukkan waktunya. Kalau dengan usaha itu saya masih
kalah, maka saya tinggalkan sampai ia menjalankan shalat. Ketika dalam
sholatnya saya berkata kepadanya, ‘Lihatlah ke kanan dan ke kiri ’. Akhirnya ia
melihat. Maka pada saat itu wajahnya saya usap dengan tangan saya, kemudian
saya menghadap didepan matanya sembari berkata, ‘engkau telah melakukan apa yang
tidak akan menjadi baik selamanya’. Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang banyak menoleh dalam shalatnya,
Allah akan memukul kepalanya dengan shalat tersebut. Kalau dalam shalat ia
sanggup mengalahkan saya, sementara ia shalat sendirian, maka saya perintahkan untuk
tergesa-gesa. Maka ia mengerjakan sholat seperti ayam yang mencocok benih-benih
untuk dimakan dan segera meninggalkannya. Kalau ia sanggup mengalahkan saya,
dan shalat berjamaah, maka saya kalungkan rantai dilehernya. Ketika ia sedang
ruku’ saya tarik kepalanya keatas sebelum imam bangun dari ruku’ dan saya
turunkan sebelum imam turun. Wahai Muhammad, engkau tahu, bahwa orang yang
melakukan sholat seperti itu, maka batal shalatnya, dan di hari Kiamat nanti
Allah akan menyalin kepalanya dengan kepala keledai. Kalau dengan cara tersebut
saya masih kalah, maka saya perintahkan meremas-remas jari-jemarinya sehingga bersuara,
sedangkan ia sedang shalat, karenanya ia termasuk orang-orang yang bertasbih
kepadaku padahal ia sedang shalat. Kalau dengan cara tersebut masih juga tidak
mempan, maka saya tiup hidungnya sehingga ia menguap, sementara ia sedang
shalat. Kalau ia tidak menutupi mulutnya dengan tangannya maka setan masuk
kedalam perutnya, sehingga ia semakin rakus dengan dunia dan berbagai
perangkapnya. Ia akan selalu mendengar dan taat kepadaku. Bagaimana ummatmu
bisa bahagia wahai muhammad, sementara saya memerintah orang-orang miskin untuk
meninggalkan shalat, dan saya berkata kepadanya, ‘Shalat bukanlah kewajiban
kalian, sholat hanya kewajiban orang-orang yang diberi nikmat oleh Allah’. Saya
pun berkata kepada orang yang sakit,
‘Tinggalkan shalat, karena shalat bukanlah kewajibanmu. Shalat hanyalah
kewajiban orang-orang yang diberi nikmat kesehatan. Sebab Allah sudah
berfirman, ‘...dan tidak apa-apa bagi seorang yang sedang
sakit...’(QS.An-Nur:61). Kalau engkau sudah sembuh baru melakukan shalat.
Akhirnya ia mati dalam kondisi kafir. Apabila ia mati dengan meninggalkan
sholat ketika sedang sakit, maka ia akan bertemu Allah dengan dimurkai. Wahai
Muhammad, jika saya menyimpang dan berdusta kepadamu, maka hendaknya engkau
memohon kepada Allah agar saya dijadikan debu yang lembut. Wahai Muhammad,
apakah engkau masih juga merasa gembira terhadap ummatmu, sementara saya bisa
memurtadkan seperenam dari ummatmu untuk keluar dari Islam ? “.
(bersambung)
Niyaz
Khalil
Harapan
dari Seorang Sahabat
0 komentar:
Posting Komentar