Firman Allah,"Innaloha
wa malaikatahu yusholluna ala nabi, ya ayyuhaladzina amanu shollu alaihi wa
salimu taslima". Artinya," Sesungguhnya Allah dan malaikatNya
bersholawat pada Nabi (Muhammad), wahai orang-orang yang beriman,
bersholawatlah pada Nabi (Muhammad)".
Sabda
Nabi,"Bulan Rojab adalah bulan Allah, bulan Sya'ban adalah bulanku, dan
bulan Romadhon adalah bulannya Allah, tetapi sedikit yang mengingat
Sya'ban"
Memang
sedikit yang meningat bulan Sya'ban. Sebagai bulannya Nabi Muhammad SAW.
Mengapakah
bulan Sya'ban disandarkan pada Nabi Muhammad SAW ??
Perhatikanlah,
turunnya ayat di atas, yaitu tentang perintah bersholawat, Firman Allah,"Innaloha
wa malaikatahu yusholluna ala nabi, ya ayyuhaladzina amanu shollu alaihi wa
salimu taslima", ayat tersebut turunnya adalah di dalam bulan Sya'ban.
Sebab
itulah, pada bulan ini, bagi orang-orang tasawuf (yang mendalami melalui
thoriqoh), merupakan kesempatan besar untuk mendekatkan diri pada nabi
Muhammad, melalui memperbanyak membaca sholawat, dimana saja, kapan saja, dan
dalam keadaan apa saja.
Kalau bagi
orang yang perempuan yang lagi berhalangan, tidak diperkenankan untuk sholat,
tetapi membaca sholawat pada Nabi adalah merupakan ibadah yang tetap boleh
dilaksanakan oleh mereka. Kemudian perhatikanlah firman Allah di atas,
1. Allah
bersholawat pada Nabi Muhammad.
2. Malaikat
bersholawat pada Nabi Muhammad.
3.
Orang-orang yang beriman bersholawat pada Nabi Muhammad.
Ada tiga
macam sholawat pada Nabi Muhammad. SholawatNya Allah, Sholawatnya malaikat dan
sholawatnya orang-orang mukmin. Yang masing-masing adalah berbeda.
Bagi umumnya
pemahaman, bersholawat (sholawatnya orang mukmin) adalah MENGHADIAHI do'a pada
Nabi. Bagi sebagian lagi orang awam, bersholawat pada Nabi adalah mendo'akan
Nabi Muhammad agar senantiasa diberi KESELAMATAN.
Maka menurut
pemahaman yang saya yakini, dua pendapat umum di atas adalah kurang tepat dan
akan membuka peluang bagi orang agama lain untuk menyerang agama Islam.
"Lihatlah,
Nabinya Islam itu masih meminta di do'akan supaya selamat, maka jelas berarti
Nabi Muhammad adalah BELUM selamat. Ya lebih baik beragama Kristen, karena
Yesus tidak minta dido'akan selamat lagi, karena Dia adalah Juru selamat."
Bagaimanakah
seandainya kita ditanya seperti itu ???
Perhatikanlah
yang kedua.
Masalah
MENGHADIAHI do'a pada nabi Muhammad. Hadiah itu diberikan dari seseorang yang
"berlebih", pada seseorang yang "kurang".
Maka beranikah
kita mengatakan derajat kita MELEBIHI derajatnya Nabi Muhammad SAW??
Sama artinya
menaburkan garam ke dalam lautan.
("Nguyahi
segoro", -bhs Jawa).
Lalu,
bagaimanakah semestinya ???
Ada lagi
yang berpendapat, bahwa ibaratnya kita membaca sholawat itu, seperti menambahi
air di satu tempat, sedangkan di tempat itu airnya sudah penuh, maka air yang
kita tambahkan akan jatuh kembali pada diri kita.
Ini juga
sama saja kurang tepatnya.
Pahamilah
ini benar-benar.
Bahwa Nabi
Muhammad itu adalah sebaik-baiknya manusia dan semulia mulianya manusia.
Beliaulah yang dapat memberikan SYAFA'AT pada kita. Beliaulah USWATUN HASANAH,
beliaulah WASILATUL UDMA.
Lalu
bagaimanakah semestinya iktiqod kita di saat bersholawat ???
"Sholawat"
akar katanya adalah "Shollu". Sama dengan akar kata dari
"Sholat", yang "Shollu" itu berarti "HUBUNGAN",
pada saat kita membaca sholawat pada Nabi, ibarat kita memasang suatu jalur
penghubung antara kita pada Nabi.
Atau itu
sama artinya kita menjalin KOMUNIKASI dengan nabi Muhammad.
Di sinilah
mestinya IKTIQOD kita.
Sambil
mengharap syafaat beliau, mengharap petunjuk beliau, mengharap limpahan rohmat
beliau, sebagaimana yang sudah kita pahami.
"TAAT
pada ROSULULLOH sama dengan TAAT pada ALLAH"
"Tidak
akan sampai pada Allah kecuali melalui Muhammad".
Apakah kita
pernah berpikir bahwa Allah mengajarkan Islam secara langsung pada kita ??
Tidak.......,
melainkan Melalui beliaulah (Muhammad), Allah menurunkan ajaran Islam pada
seluruh umat manusia.
Beliaulah
WASILATUL 'UDMA, atau "WASILAH YANG AGUNG".
Kemudian
melalui para Ulama "Warosatul Anbiya" atau Ulama yang mewarisi
ilmu-ilmu para nabi-lah kita memperoleh pengajaran dan keterangan tentang agama
Islam.
Tidak
langsung dari Allah seketika, pada kita, melainkan melalui perantara
beliau-beliau itu, para alim ulama, para tabiin, para sahabat dan melalui Nabi
Muhammad SAW.
Sebab itulah
Allah memerintahkan pada kita di Al-Qur'an untuk mencari PERANTARA atau WASILAH
yang dapat mendekatkan diri pada-Nya.
Para sahabat
juga berdo'a dengan memanfaatkan PERANTARA Muhammad, Paman Muhammad, Ibnu
Abbas, dll.
Kembali pada
keutamaan bulan Sya'ban.
Pada bulan
ini, sekali lagi merupakan kesempatan kita mendekatkan diri pada Nabi Muhammad
SAW melalui banyak-banyaklah membaca sholawat pada beliau.
Sholawatnya Allah
pada Muhammad adalah berbeda dengan sholawatnya malaikat pada Nabi Muhammad,
dan berbeda pula dengan sholawatnya orang mukmin pada Muhammad.
Sholawatnya
malaikat adalah berbeda dengan sholawatnya Allah pada Muhammad dan berbeda pula
dengan sholawatnya orang mukmin pada Muhammad SAW.
Kemudian,
Pada tanggal 15 Sya'ban atau nisfu sya'ban, merupakan puncak keistimewaan bulan
ini, dan sungguh-sungguh sangat merugi orang yang tidak mau memanfaatkan
tanggal tersebut untuk memohon pada Allah.
Pada tanggal
15 Sya'ban itu-lah turun 300 rohmat, sebagaimana berita Jibril pada Muhammad.
Dan pada
tanggal 15 Sya'ban inilah seandainya catatan "pencabutan nyawa
seseorang" untuk tahun depan sudah akan berlaku, pada malam 15 Sya'ban
ini, catatan itu turun pada malaikat pencabut nyawa.
Sekelompok
orang-orang tasawuf memanfaatkan malam ini untuk memohon pada Allah, agar
seandainya catatan itu untuk kita sudah turun, mohon supaya ditangguhkan.
Yang
berikutnya, tak kalah pentingnya adalah,
Di dalam QS
Al ma'un, mengapakah sebab tidak mau menyantuni anak yatim dan fakir miskin,
maka terkenalah seseorang itu cap/stempel KADZIB, Pendusta Agama ?
Allah
berfirman "La'natullah alal Kadzibin" "Laknatnya Allah atas
orang-orang pendusta agama"
Jadi
seandainya sudah mengerjakan sholat selama bertahun-tahun, sudah mengerjakan
puasa, zakat bahkan ibadah haji yang berulang kali,
tetapi
pabila tidak mau menyantuni anak yatim dan fakir miskin, maka DUSTAlah adanya,
seluruh ibadah yang dilakukan akan hangus terbakar, musnah.
Nabi
bersabda "Keimanan tanpa Kemanusiaan" adalah Kadzib, Dusta, sementara
"Kemanusiaan tanpa keimanan" itu adalah fatamorgana. Seolah-olah
baik, tetapi ternyata tidak baik.
Kadzib ada
232x disebutkan di dalam al Quran, lalu ada rahasia apa dibalik menyantuni anak
yatim dan fakir miskin ?
Marilah kita
sejenak melihat sejarah Rasulullah saw,
Beliau
dulunya adalah anak yatim dan juga beliau dulunya adalah fakir miskin.
Maka tahulah
kita hakekat daripada menyantuni anak yatim dan fakir miskin, sebenarnya adalah
hakekatnya kita menjalin hubungan dengan nabi Muhammad saw sendiri yang mulai
dulu memang anak yatim dan juga termasuk fakir miskin.
Maka tidak
heran jika Nabi berkata "Mereka yang menyantuni 3 anak yatim, maka dia
akan berada di dalam sorga dekat dengan aku sebagaimana deketnya dua jariku
ini"
Pada bulan
Sya'ban ini marilah, saya mengajak saudara-saudara seiman, untuk benar-benar
memanfaatkan hari-hari, jam-jam, bahkan tiap detik, untuk dijaga agar tidak lepas
HUBUNGAN dengan Nabi Muhammad SAW, melalui bacaan-bacaan sholawat dan
menyantuni anak yatim dan fakir miskin.
Dan bila itu
kita kerjakan, tak heran bila Nabi Muhammad saw sendiri yang akan menemui kita.
Niyaz Khalil
Harapan dari
Seorang Sahabat
0 komentar:
Posting Komentar