Di sebuah
rumah sakit jiwa, ada seorang pasien yang ingin keluar dari rumah sakit
tersebut. tapi, jika ingin keluar, dia harus di interview ( wawancara ) untuk
membuktikan pada dokter kalau dia sudah sembuh. dan kesempatan ini hanya tiga
kali saja.
Interview pertama,
dokter :
sudah ingat siapa nama anda ?
pasien :
sudah pak, nama saya fulan
dokter :
bagus, coba ceritakan tentang diri anda ...
pasien : Saya
masih bujangan, sebelum masuk sini kerja di PT antah berantah. Hidup saya
berkecukupan. orang tua saya sudah meninggal keduanya, tinggal sanak saudara
jauh. Saya ini rajin ke gereja.
dokter : (ngangguk”)
kalau berhasil keluar dari sini, anda mau jadi apa ?
pasien : mau
kerja di restoran pak...!
dokter :
restoran itu apa sih ?
pasien :
tempat jual sepatu pak !
waaah....tok
! bunyi palu. keputusannya adalah pasien masih perlu perawatan.
Namun fulan
tak putus asa. kemudian dia di beri kesempatan untuk interview kedua.
Interview kedua,
dokter :
nama anda siapa ?
pasien :
nama saya fulan, masih bujangan, sebelum masuk sini kerja di
PT......bla..bla..bla dan saya rajin ke gereja.
dokter :
bebas dari sini anda mau jadi apa ?
pasien :
karyawan
dokter :
hmmm... anda mau jadi karyawan lagi ?
pasien : ya,
mau jadi karyawan lagi.
dokter :
walau pun tak di gaji ?
pasien : ya,
walaupun tak digaji
dokter :
kalau tak di gaji, darimana biaya hidup anda ?
pasien : ya,
dari gaji saya pak !
dokter :
katanya anda akan kerja walau pun tak di gaji...
pasien :
kapan saya bilang gitu ?!
dokter :
barusan
pasien :
bapak bohong pada saya ya ?!
tok ! palu
berbunyi. keputusannya, si fulan belum sembuh ingatannya.
Namun fulan
tak jua putus harapan. akhirnya datang kesempatan terakhir.
Interview ketiga,
dokter :
nama anda ?
pasien :
fulan pak, masih bujangan, sebelumnya kerja di PT, orang tua sudah meninggal
keduanya sedangkan famili saya sudah menghindar dari saya.
dokter :
apakah hal itu membuat anda marah ?
pasien :
tidak pak !
dokter :
bagus ! keluar dari sini mau jadi apa ?
pasien :
pedagang kaki lima
dokter :
wah...berarti harus pintar ka ba ta ku ( matematika )
pasien : ya,
pak
dokter :
coba 1 + 1 berapa ?
pasien : dua
pak !
dokter :
bagus... kalau 1 + 1 + 1 berapa ?
pasien :
tiga pak !
dokter :
bagus sekali !
tok ! palu
berbunyi. keputusannya, si fulan dinyatakan sudah sembuh dan boleh hidup
berbaur dengan masyarakat.
Ketika sudah
kembali ke kamar, fulan : hehehe....hahaha...huhuhuh...
teman
sekamarnya heran..." kenapa tertawa ?"
fulan :
hahaha...dasar dokter bego, mau aja gua tipu...dia tanya 1+1+1 berapa, lalu gua
jawab tiga hahaha....dasar bego ! padahal 1+1+1 khan satu, ya ngak coy ?!"
teman
sekamar : ?????
Niyaz Khalil
Harapan dari
Seorang Sahabat
0 komentar:
Posting Komentar