"Tidak
akan terjadi kiamat hingga kaum muslimin memerangi kaum Yahudi, lalu membunuh
mereka, sehingga seorang Yahudi bersembunyi dibalik batu dan pohon, lalu batu
dan pohon berkata : Hai muslim ! Hai hamba Allah ! Ini Yahudi dibelakangku,
kemarilah aku, bunuhlah dia ! Kecuali pohon ghorqod, maka itu adalah dari
pohon-pohon orang Yahudi."
(HR. Muslim
VII/188, Bukhari IV/51, Lu'lu' wa al-Marjan III/308)
Fenomena
pertentangan antara ummat Islam dan Yahudi di Palestina semakin meningkat.
Berbagai tindakan kekerasan terhadap ummat Islam tak kunjung berakhir,
sekalipun bangsa-bangsa di dunia telah mengutuknya.
Pengakuan
Yahudi atas Yerusalem, ternyata menimbulkan kesalahpahaman ummat Islam dalam
menyikapi Yahudi, dengan membandingan Yahudi jaman dahulu dan sekarang. Mereka
menyamakan Yahudi dahulu yang beriman kepada Musa `Alaihis salaam (as) dengan
Yahudi sekarang. Penyamaan sikap ini berakibat buruk baik dalam aspek aqidah
maupun amal.
Ada beberapa
hal penting seperti dijelaskan dalam syariat dan sejarah; pertama, sesungguhnya
Bani Israil yang mengimani ajaran Musa As berbeda dengan Yahudi sekarang.
Yahudi dahulu terdiri dari kaum Muslim, dan Mukmin. Sedangkan sekarang terdiri
dari kaum kafir, musyrik, dan penentang ajaran Musa yang telah keluar dari syariatnya.
Bani Israil adalah keturunan Ya'qub Alaihissalam.
Ibrahim
pernah berwasiat kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. Ibrahim berkata:
"Hai anak-ankakku, Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka
janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam." (al-Baqarah: 132).
Yusuf as juga menegaskan hal yang sama,"Dan aku mengikuti agama
bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya'qub. Tiadalah patut bagi kami (para
Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah." (Yusuf : 38)
Ini sama dengan
pesan Allah tentang orang-orang Yahudi yang mengimani ajaran Musa As. "Dan
Kami jadikan di antara mereka (Bani Israil) itu pemimpin-pemimpin yang memberi
petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini
ayat-ayat Kami (QS. Sajdah : 24)
Ayat lain
mengatakan, "Dan sungguh telah Kami pilih mereka dengan pengetahuan (kami)
atas bangsa-bangsa." (ad-Dukhan: 32)
Adapun
orang-orang Yahudi yang keluar dari ajaran Musa, secara otomatis mereka telah
jatuh pada kemusyrikan. Mereka yang musyrik itu seperti disebut dalam ayat-ayat
berikut ini: Orang-orang Yahudi berkata, tangan Allah terbelenggu, sebenarnya
tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa
yang mereka katakan itu (al-Maidah: 64), mereka menjadikan orang-orang alim dan
rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah (at-Taubah: 31). Orang-orang
Yahudi berkata : Uzair itu putera Allah (at-Taubah: 30).
Jadi, Yahudi
sekarang tidak ada kaitannya dengan Yahudi yang beriman kepada Musa As. Adapun
klaim mereka terhadap bumi Palestina, itu merupakan pengembangan dari kekufuran
mereka terhadap Musa As. dan nabi-nabi sesudahnya. Mereka telah keluar dari
tauhid dan syariat Musa As.
Kedua :
Kebanyakan Yahudi sekarang bukan berasal dari Bani Israil. Orang-orang Yahudi
yang merampas wilayah Palestina sekarang, bukan berasal dari keturunan yang
dulu pernah bersama-sama hidup dengan Musa as. Sekarang, Yahudi keturunan
Israil, yang dikenal dengan sebutan Safaradim, tidak lebih dari 20% jumlahnya
di dunia. Komunitas inipun percampuran dari berbagai etnis lain karena
pernikahan dll. Sebagian kecil dari jumlah di atas, bukanlah asli keturunan
Bani Israil. Adapun mayoritas kaum Yahudi di dunia yang mencapai 80%, itu
berasal dari Eropa, dan berbagai negara di dunia. Mereka dikenal dengan sebutan
al-Asykanazim, dimana mereka memasuki ajaran Yahudi yang sarat dengan
paganisme.
Bukti
sejarah di atas menjadi jelas bahwa kaum Yahudi sekarang adalah penjajah.
Mereka tidak berhak atas kepemilikan bumi Palestina, karena telah keluar dari
ajaran Musa As yang benar dan mengubah-ubah kitab Taurat. Palestina adalah bumi
kaum muslimin, tidak berhak bagi bangsa lain untuk memilikinya.
Sesungguhnya,
Palestina bukanlah milik Bani Israil, tetapi milik kaum Jabbariyin yang hidup
sebelum Bani Israil. Allah mengizinkan kepada Bani Israil untuk memasuki
wilayah Palestina, jika mereka masih komitmen terhadap ajaran yang benar. Jika
tidak, secara otomatis izin tinggal dari Allah di Baitul Makdis telah dicabut.
Ketiga:
Sesungguhnya sifat dasar Yahudi yang diabadikan dalam al-Quran dari masa ke
masa adalah pengkhianat, penakut, provokator, pemicu permusuhan, penipu,
sombong dll. Sikap itu terlihat ketika mereka menyakiti Musa as. dan keluar
dari ajaran Taurat. Itulah sikap dasar yang tertanam secara turun temurun.
Sehingga sifat-sifat tercela mereka sebagai bagian dari agama mereka yang
selalu rentan dengan perubahan. Mereka tanamkan ajaran berbahaya itu kepada
anak cucu mereka dan kepada orang yang masuk agama mereka. Hanya sebagian kecil
saja dari mereka yang masih memiliki komitmen terhadap Musa As ( al-Maidah:
59dan 62). Di antara mereka ada golongan pertengahan (al-Maidah: 66).
Kehancuran
Yahudi
Hadits di
atas mengajarkan kepada kita untuk merancang masa depan, sekalipun masa depan
itu sesuatu yang ghaib. Dan yang bisa mengetahui hal-hal ghaib, hanyalah Allah.
(QS. an-Naml: 65). Tetapi Allah mempunyai sunnatullah yang berlaku pada diri
manusia. Ungkapan hadits di atas menjelaskan, peperangan yang akan terjadi
bukanlah peperangan lokal antara orang Yahudi dan Muslim Palestina. Tetapi awal
peperangan terhadap Yahudi yang sekarang mendominasi dunia. Apabila terjadi
pertarungan global dan ummat Islam memperoleh kemenangan sebagaimana yang
dijanjikan oleh Rasulullah saw, maka akan mengubah sejarah para penguasa Yahudi
di dunia. Bila terjadi kekalahan, maka tidak ada lagi satu kekuasaanpun yang
tertinggal untuk orang Yahudi di dunia. Ketika itu kepemimpinan dunia akan
berubah dengan konsep lain yang sesuai dengan fitrah manusia.
Jahiliyah
modern sudah lama menyimpan berbagai penyakit karena mengingkari Allah dan
akhirat. Dimana-mana terjadi penganiayaan, permusuhan, dekadensi moral,
peperangan yang menghancurkan. Berbagai isme yang lain telah gagal dalam
mengantarkan manusia modern menuju pintu gerbang kebahagiaan. Kini, manusia
telah dijangkiti penyakit jiwa yang sangat akut. Mereka kehilangan harapan,
kecewa, selalu dibayangi ketakutan dll. Mereka menunggu terwujudnya pandangan
hidup yang bisa mencerdaskan akal, mencerahkan hati dan memperbaiki akhlaq
mereka.
Akan terjadi
Nubuwwah padamu sesuai dengan kehendak Allah. Lalu Allah akan mengangkat
(melenyapkan-Nya) jika Dia menghendakinya. Setelah itu, akan muncul khilafah
yang sesuai dengan manhaj nubuwah. Maka sesuai dengan kehendak Allah, ia akan
berada, lalu Allah akan melenyapkan jika Ia menghendaki. Kemudian akan datang
raja yang zhalim. Maka iapun akan bercokol sesuai dengan kehendak-Nya. Kemudian
akan ada raja yang tirani, maka iapun muncul sesuai dengan kehendak Allah,
kemudian ia lenyap, jika Allah menghendaki. Baru setelah itu akan timbul
kembali khilafah di atas manhaj nubuwah (HR. Ahmad dari Hdzaifah al-Yaman).
Berbeda
dengan sebagian orang Muslim, orang-orang Yahudi yakin dengan prediksi
Rasulullah itu. Sampai hari ini, mereka memperbanyak menanam pohon ghorqod di
kebun-kebun mereka. Mereka mengambil pengalaman dari berbagai peperangan dengan
kaum muslimin pada masa Rasulullah ataupun masa intifadhah akhir-akhir ini.
Pengalaman itu membuat Yahudi berusaha menghadang lajunya gerakan Islam di
dunia. Harap tahu saja, simbol Yahudi internasional yang berbentuk seperti
garpu, itu sesungguhnya simbol pohon ghorqod.
Yang menjadi
catatan, apakah peperangan di bumi Baitul Maqdis merupakan cikal bakal
peperangan global Yahudi melawan Islam? Apalagi Yahudi dari berbagai belahan
dunia telah berkumpul di satu tempat, sehingga mudah dihancurkan. Hanya Allah
Yang Maha Mengetahui kapan terjadinya peperangan yang menentukan nasib terakhir
kaum Yahudi itu.
Yang
terpenting bagi ummat Islam sekarang adalah melakukan i'dad dan berjihad
melawan Yahudi. Nash syariah dan bukti sejarah menunjukkan, perang melawan
kekufuran akan senantiasa berlanjut. (QS. al-Baqarah 120 dan 109, Ali-Imran:
118). Sehingga Allah akan menolong ummat Islam, bila mereka memenuhi
persyaratan untuk ditolong. Kita hanya bisa berdoa dan bekerja keras dalam
menegakkan syariat di bumi. Keputusan terakhir kita serahkan kepada Allah.
`Alaihi tawakkaltu wa ilaihi unib.
Niyaz Khalil
Harapan dari
Seorang Sahabat
0 komentar:
Posting Komentar