Malam Ke 9 :
MASUK ISLAM
A: Pertemuan
kita sudah berlangsung beberapa kali dan berjalan lancar. Pada pertemuan yang
sekarang ini, apakah masih ada pertanyaan-pertanyaan saudara yang akan diajukan
B: Sejak
siang tadi, saya telah pikirkan dan pertimbangkan secara mendalam tentang
hasil-hasil pertemuan kita yang menimbulkan kesadaran saya untuk menentukan
pendirian saya agar memilih agama yang mana yang harus saya ikuti.
A:
Alhamdulillah, kalau saudara sudah dapat menentukan sendiri. Jadi bagaimana
kepercayaan saudara sekarang ini terhadap Trinitas (Tuhan Bapak, tuhan Anak dan
Ruhul Kudus).
B: Memang
soal inilah yang sedang saya renungkan sejak tadi siang, oleh karena saya masih
merasa terikat oleh satu "Patokan" yang hingga saat ini belum dapat
saya pecahkan. Padahal keterangan bapak sangat memuaskan sejak semula kita
bertemu.
A: Sekiranya
saudara tidak berkeberatan, cobalah saudara terangkan. Mungkin saya dapat
membantu saudara.
B: Ialah
soal Trinitas. Soal ini masih berbekas dalam jiwa saya.
A: Baiklah,
saudara terangkan saja.
B: Tuhan
Bapak, Tuhan Anak dan Rohul Kudus itu walaupun tersusun dari tiga oknum, tetapi
tetap pada hakekatnya Tunggal juga. Karena yang satu tidak dapat terpisah dengan
yang lain. Persoalan inilah yang masih berbekas dalam keyakinan saya. Sedangkan
soal-soal lain, mengenai ayat-ayat di Bibel, dosa waris, kebenaran Al Qur’an,
Kebenaran Nabi Muhammad selaku utusan tuhan, teristimewa perselisihan ayat-ayat
di Bibel dan keterangan-keterangan serta penjelasan-penjelasan bapak yang
berdasarkan fakta objektif dan interesant itu bagi saya sudah beres dan saya
menyerah.
A: Baiklah,
lanjutkan.
B: Tetapi
soal Trinitas itu masih terlukis saja dalam keyakinan saya. Sehingga belum
dapat secara bulat (ikhlas) bagi saya untuk mengorbankan keyakinan saya begitu
saja tanpa penjelasan-penjelasan yang cukup luas yang sungguh mengatasi
keyakinan saya.
A: Jadi yang
tiga oknum itu, saudara masih mempercayai bahwa ketiga-tiganya itu adalah Tuhan
semuanya.
B: Ya,
begitulah, tetapi sudah mulai tipis.
A: Jadi
Tuhan Bapak itu Tuhan
B: Ya.
A: Tuhan
Anak, Yesus, apakah Tuhan
B: Ya.
A: Apakah
Rohul Kudus juga Tuhan
B: YA,
semuanya tiga tetapi tetap satu (tunggal), seperti telah saya terangkan tadi.
Supaya lebih jelas, saya buatkan misal.
A: Baiklah,
silahkan saudara buatkan misal.
B: Bapak
sekarang sedang menghisap rokok
A: Ya
sekarang sedang merokok. Saudara-saudara yang hadir melihat juga. Saya sekarang
sedang merokok.
B: Rokok
yang bapak isap itu, terdiri dari tiga susunan ialah:
1 . Batang
Rokoknya
2 . Apinya
3 . Merah
api pada rokok
A: Ya betul,
teruskan.
B: Batang
rokok, apinya dan merahnya itu menjadi satu juga walaupun terdiri dari pada 3
susunan, akan tetapi pada hakekatnya satu juga, ialah rokok, ketiganya tidak
dapat terpisah, melainkan berpadu menjadi satu (tunggal). Demikian juga halnya
dengan Trinitas itu.
A: Misal
atau perumpamaan yang saudara berikan walaupun dianggap benar, tetapi tidak
tepat.
B: Jadi
bagaimana, saya minta dibantah kalau tidak tepat.
A: Saya
tidak akan membantah, malah saya hargai pendapat saudara itu. Saya hanya ingin
bertanya mengenai perumpamaan yang saudara kemukakan tadi. Tetapi pertanyaan
saya ini, minta diberi jawaban yang tepat.
B: Baik,
semoga saya bisa menjawabnya.
A: Tadi
saudara memberikan perumpamaan tentang rokok dalam hal persamaan dengan
Trinitas.
B: ya, betul
begitu.
A: Saya
ingin bertanya, dan saya sekarang sedang merokok. Apakah batang rokok ini,
rokok-kah atau bukan.
B: Ya. Betul
batang rokok
A: Apakah apinya
rokok ini, rokok-kah atau bukan.
B: Bukan
A: Apakah
merahnya api pada rokok ini rokok-kah atau bukan.
B: bukan
A: Nah,
sekarang saya tanyakan lagi: Apakah Tuhan Bapak itu Tuhan atau Bukan
B: Ya, betul
Tuhan
A: Apakah
Anak Tuhan (Yesus) itu Tuhankah (tuhan bapak) atau bukan
B: Bukan
A: Apakah
Rohul Kudus itu Tuhankah atau bukan
B: Mestinya
bukan juga.
A: Kalau
saudara mengatapak apinya rokok itu bukannya Rokok dan merahnya rokok ini bukan
rokoknya, maka jelaslah bahwa Yesus itu bukan Tuhan dan rohul kuduspun bukan
Tuhan.
B: Ya,
A: Kecuali
sekiranya saudara ada menyebutkan: Apinya rokok ini adalah rokok, maka adalah
saudara berkata : Yesus itu adalah Tuhan dan Rohul Kudus itu pun tuhan juga.
B: Ya, betul
tepat sekali jawaban bapak.
A: Sekarang
bagaimana kepercayaan saudara, apakah Yesus itu Tuhan atau bukan.
B: Bukan!
A: Apakah
Rohul Kudus itu Tuhankah atau bukan.
B: Terang
bukan Tuhan!
A: Kalau
begitu masihkah saudara berkeyakinan terhadap Trinitas.
B: Sudah
Lenyap!
A: Kalau
sudah lenyap, lantas bagaimana.
B: ya,
keyakinan saya sekarang, hanya ada SATU TUHAN
A: Jadi
saudara mempercayai bahwa TUHAN TUNGGAL
B:
Seharusnya demikian; saya percaya bahwa Tuhan itu Tunggal, Tidak ada Tuhan yang
lain lagi.
A: Yang
dimaksudkan Tuhan oleh saudara, apakah Tuhan Allah atau bagaimana.
B: Tentu
saja Tuhan ALLAH
A: Pada
pertemuan yang lalu, saudara telah mengaku kebenaran Nabi Muhammad SAW selaku
utusan Allah.
B: Ya, saya
tidak berdusta
A: kalau
begitu saudara telah mengakui bahwa: "Tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan
Muhammad adalah Utusan Allah"
B: Betul,
saya mulai saat ini masuk Islam, menjadi penganut Agama Islam, dan termasuk
ummatnya Nabi muhammad SAW.
HADIRIN
DENGAN SUARA SERENTAK: Alhamdulillah, Alhamdulillah, saudara Antonius sekarang
menjadi saudara kita.
A: Saudara
yang hadir ikut menyaksikan sendiri, bahwa pada malam ini tangal 18 Maret 1970
jam 10.15 menit malam, saudara Antonius telah masuk Islam.
HADIRIN :
Kami telah menyaksikan.
A: Saya
minta saudara Antonius membacakan "Kalimah Syahadah", saya bacakan
dulu lalu saudara diharap mengikutinya menyebutkan pengakuan.
"Asyhadu
Anlaa ilaa ha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah"
Tahukah
saudara artinya.
B: Ya,
tetapi sebaiknya saya minta dituntun membacanya, pertama-tama bapak, supaya
tidak keliru. "Saya menyaksikan bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan
melainkan Allah dan saya mengaku sesungguhnya Nabi Muhammad adalah Pesuruh
Allah".
A: Betulkah
saudara-saudara yang hadir
HADIRIN:
Betul. Cukup, sudah sah Islamnya.
A: Marilah
kita bersama-sama berdo’a dan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT dan
diharap saudara Antonius dan saudara-saudara yang hadir semuanya mengucapkan
Amien.
Setelah doa
dibacakan, saya harap saudara-saudara yang hadir berjabatan tangan dengan
saudara Antonius selaku saudara kita yang baru. Apakah nama saudara Antonius
masih ada lanjutannya.
B: Nama saya
yang sebenarnya "Antonius Widuri"
A: Bolehkah
saya tambah tanpa mengubah nama yang asal (aslinya)
B: Ya, saya
setuju
A: Saya
tetapkan nama saudara sekarang "Antonius Muslim Widuri". Jadi
ditambah dengan kata Muslim.
B: Saya
terima namanya menjadi namanya dan cocok buat saya.
A:
Saudara-saudara yang hadir tentu sudah mendengar juga tambahan nama ini.
HADIRIN:
Nama itu wajar dan cocok, bagus.
A:
Bersediakah saudara melakukan Shalat, Puasa, Zakat dan ajaran-ajaran Islam
lainnya.
B: Selaku
seorang islam, saya wajib mentaati ajaran-ajaran Islam menurut kemampuan
(kemampuan saya).
A: Terima
kasih. Apakah saudara ingin memberikan sekedar sambutan atau menyampaikan
beberapa buah kata besok malam, karena ada kawan yang akan mengadakan sekedar
selamatan.
B: Baiklah,
saya penuhi besok malam.
Selesai …
Niyaz Khalil
Harapan dari
Seorang Sahabat
0 komentar:
Posting Komentar