Otak Pengkomsumsi Energi Terbesar
Walaupun hanya memiliki berat sebesar
2% dari semua berat badan kita, otak membutuhkan 15% dari keluaran jantung dan
20% dari total asupan oksigen ke dalam tubuh. Menariknya, walaupun otak sedang beristirahat,
namun kebutuhan akan oksigen tetap ada. Oksigen disuplai oleh tiga arteri
utama. Jika salah satunya tersumbat, maka kita akan terkena stroke. Toidak
hanya itu, otak juga butuh tengkorak yang khusus dan berukuran besar jika
dibandingkan dengan tengkorak lainnya.
Otak Tumbuh Sempurna di Usia 7 Tahun
Pada usia tujuh tahun, ukuran otak
telah mencapai 95% ukuran otak orang dewasa. Sejak usia 2 tahun, energi yang
dibutuhkan oleh otak sama dengan energi yang dibutuhkan pada orang dewasa. Otak
pria juga lebih besar daripada otak wanita. Tapi, bukan berarti bahwa ada
keuntungan tertentu bagi mereka yang punya otak lebih besar. Misalnya wanita
mempunyai hippocampus yang lebih besar, yang ada kaitannya dengan bau dan
ingatan, sementara pria, cenderung punya amygdala dan hypothalamus yang lebih
besar, namun tidak diketahui efeknya.
Otak
Tidak Merasa Sakit
Ada operasi yang dilakukan pada otak
tanpa harus menggunakan bius. Otak ternyata tidak mempunyai reseptor sakit.
Sementara itu sakit kepala bukan karena adanya rangsangan terhadap reseptor
sakit di otak, tapi di selaput otak, yang disebut durameter, yang dipenuhi
dengan reseptor rasa sakit, dan durameter inilah yang merasakan sakit pada saat
kita pusing.
Berapa Persen Otak yang Digunakan?
Anggapan kita hanya menggunakan 10%
otak sama sekali tidak benar. Berbagai teknik penjejakan otak menunjukkan bahwa
sebagian besar otak tidak hanya diam. Berbagai aktifitas rumit yang ada akan
menggunakan sebagian besar otak ini. Dengan mengamati efek trauma kepala,
diperlihatkan juga bahwa tidak ada area dalam otak yang dapat menderita
kerusakan tanpa adanya efek. Kerusakan sekecil apapun, efeknya akan besar, jadi
dengan kata lain, sebenarnya kita menggunakan sebagian besar otak kita, bahkan
mungkin semuanya.
Sel Otak Beregenerasi
Mitos yang berkembang selama beberapa
abad terakhir menunjukkan bahwa sel otak tidak beregenerasi. Tapi, selama satu
dekade belakangan, diketahui bahwa sel otak dapat dan bisa dibantu untuk
memperbaiki diri sendiri.
Otak dan Agama Islam
Rasulullah saw bersabda: “Barangsiapa
menghadap Allah (meninggal dunia), sedangkan ia biasa melalaikan Shalatnya,
maka Allah tidak mempedulikan sedikitpun perbuatan baiknya (yang telah ia
kerjakan tsb)”. (Hadist Riwayat Tabrani).
Sholat itu Membuat Otak Kita Sehat.
“Maka dirikanlah Shalat karena Tuhanmu dan Berkurbanlah”. (QS. Al Kautsar: 2)
Sebuah bukti bahwa keterbatasan otak
manusia tidak mampu mengetahui semua rahasia atas rahmat, nikmat, anugerah yang
diberikan oleh ALLAH kepadanya.
Seorang Doktor di Amerika ( Dr.
Fidelma) telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang di temuinya di
dalam penyelidikannya. Ia amat kagum dengan penemuan tersebut sehingga tidak
dapat diterima oleh akal fikiran.
Dia adalah seorang Doktor Neurologi.
Setelah memeluk Islam dia amat yakin pengobatan secara Islam dan oleh sebab itu
telah membuka sebuah klinik yang bernama “Pengobatan Melalui Al Qur’an” Kajian
pengobatan melalui Al-Quran menggunakan obat-obatan yang digunakan seperti yang
terdapat didalam Al-Quran. Di antara berpuasa, madu, biji hitam (Jadam) dan
sebagainya.
Setelah membuat kajian yang memakan
waktu akkhirnya dia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di
dalam otak tersebut melainkan ketika seseorang tersebut bersembahyang yaitu
ketika sujud. Urat tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja.
Ini artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikut kadar shalat lima
waktu yang diwajibkan oleh Islam. Begitulah keagungan ciptaan Allah.
Jadi barang siapa yang tidak menunaikan
sembahyang maka otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi
secara normal. Oleh karena itu kejadian manusia ini sebenarnya adalah untuk
menganut agama Islam “sepenuhnya” karena Sifat fitrah kejadiannya memang telah
dikaitkan oleh Allah dengan agamanya yang indah ini.
Kesimpulan
:
Makhluk Allah yang bergelar manusia
yang tidak shalat walaupun akal mereka berfungsi secara normal tetapi
sebenarnya di dalam sesuatu keadaan mereka akan hilang pertimbangan di dalam
membuat keputusan secara normal. Justru itu tidak heranlah manusia ini
kadang-kadang tidak segan-segan untuk melakukan hal hal yang bertentangan
dengan fitrah kejadiannya walaupun akal mereka mengetahui perkara yang akan
dilakukan tersebut adalah tidak sesuai dengan kehendak mereka karena otak tidak
bisa untuk mempertimbangkan secara lebih normal. Maka tidak heranlah timbul
bermacam-macam gejala-gejala sosial masyarakat saat ini.
Sumber :
Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat
0 komentar:
Posting Komentar