“Jagalah
Allah, maka Allah akan menjagamu”
Kegelapan
akan tersibak. Maka jangan takut. Fajar akan menyingsing dengan pijar-pijar
cahayanya yang menawan
Apa artinya
menampar pipi dan diliputi kemarahan bercampur dengan kesedihan ketika
kehilangan apa yang kita cintai? Apa artinya mengingat kembali peristiwa yang
telah lalu sehingga menambah kepiluan hati?
Jika tangan
ini dapat menggapai apa yang telah terjadi di masa lalu, bisa mengubah pa yang
tidak kita sukai menjadi seseatu yang kita senangi, maka kita harus kembali ke
masa lalu dan kita mungkin akan berebut menjemputnya. Akan kita hapus perbuatan
yang pernah kita sesali dan akan kita lipat gandakan kebaikan yang hanya
sedikit kita lakukan.
Tetapi itu
mustahil.
Karena itu,
sebaiknya kita kerahkan kemampuan kita untuk memulai usaha hari ini, karena
pada hari ini ada pengganti atas apa yang kurang kemarin. Inilah yang pernah
diperingatkan oleh Al-Quran setelah terjadi perang Uhud.
Allah
berfirman kepada orang-orang yang menangisi keluarganya yang mati dan menyesali
keikutsertaanya dalam perang:
“Katakanlah,
andaikata kalian tetap tinggal di rumah kalian, maka orang-orang yang elah
dipastikan atasnya kematian, pasti keluar ke tempat-tempat pembaringan (tempat
terbunuhnya) mereka”
(QS. Ali
Imran : 154)
--
Percayalah bahwa kebahagiaan adalah seperti mawar yang ditanam. Tidak langsung
berbunga, tapi pasti ia akan tumbuh --
Ketika musim
dingin datang menutup pintu rumahmu, maka nantikanlah musim panas dan bukalah
jendelamu unuk hembusan udara yang bersih. Lihatlah kea rah sana sekawanan
burung yang kembali bernyanyi riuh, dan matahari menarik garis-garis keemasan
menembus sela-sela pepohonan. Semua itu memberikan kehidupan yang baru, impian
yang baru, dan hati yang baru pula,
Jangan
engkau mengingat hari kemarin dan apa yang merugikanmu hari itu. Sesungguhnya
umur, bersama gugurnya dedaunan, tidak akan pernah kembali lagi. Bersama musim
yang baru, akan tumbuh daun-daun yang lain. Maka, lihatlah daun-daun yang
menutupi wajah langit itu, dan biarkan daun yang gugur ke bumi, biarkan dia
menyatu dengan bumi. Jika hari kemarin telah menghilang, maka di hadapanmu
masih ada hari ini. Jika hari ini akan mengumpulkan daun-daunnya dan kemudian
pergi, maka masih ada hari esok. Jangan sedih atas hari kemain, karena ia
takkan kembali. Jangan pula meratapi hari ini, karena dia pasti pergi.
Impikanlah matahari yang bersinar terang esok hari…
Niyaz Khalil
Harapan dari
Seorang Sahabat
0 komentar:
Posting Komentar