Kejadian 8
Tak ada yg
khusus bagi saya dalam kejadian ini. Kejadian ini terjadi pada saat saya hendak
mencium batu Ka'bah. Disitu terjadi antrean yg luar biasa. Didepan saya
terdapat seorang wanita muda dan cantik berpakaian Turki yg hendak mencium batu
Ka'bah (sisi kiri Ka'bah, bukan Hajarul Aswad). Mungkin karena pemikiran
jijiknya terhadap batu yg sudah dicium oleh jutaan manusia pada hari itu, maka
ia mengeluarkan tisu, mengelap, dan menggosok bagian yg hendak diciumnya.
Melihat kejadian itu, Bapak mertua saya pernah menceritakan perihal yg seperti
ini berkaitan dengan gelas stainless air zam-zam untuk diminum yg menempel pada
setiap keran zam-zam.
Seorang
Dokter, kawan Bapak mertua saya pergi Haji, merasa jijik dan mengatakannya
kepada Bapak mertua saya perihal gelas stainless yg sudah diminum berjuta-juta
mulut orang. Ini tidak steril katanya. Dokter itu meminum juga air zam-zam
dengan perasaan jijik/geli. Keesokannya, apa yg terjadi. Mulutnya bengkak
sariawan sampai ke leher. Bapak mertua saya mengingatkan akan ucapannya kemarin
perihal gelas tersebut. Bapak mertua mengingatkan sang Dokter untuk meminumnya
sekali lagi dengan gelas tersebut tetapi dengan perasaan yg berbeda, yakni
perasaan iklas. Keesokannyapun sang Dokter sembuh dari sariawan seperti sedia
kala. Wanita tersebut tetap asyik membersihkan batu Ka'bah dengan tisunya, sementara
antrean sudah mulai panjang dan berdesakan. Ingin sekali saya melarangnya,
namun karena nggak bisa bahasa Turki, lagian nggak lucu khan kenalan didepan
Ka'bah. Ketika ia hendak mencium batu Ka' ah - mungkin setelah ia merasa bersih
- desakan dari kerumunan orang dibelakang tak tertahankan hingga mendorong
wanita itu pada saat ia menciumnya sehingga benturan hidung mancung dan batu
tak dapat terelakkan. Ia pun selesai mencium batu Ka'bah dengan hidung mimisan (berdarah).
Kuwalat atau
apa ini namanya ya ?
Hati yg
kurang bersih ?
Saya jadi
teringat cerita Ka'bah di surat Al-Fiil dimana tentara Abrahah yg mengendarai
Gajah pada masa itu dibuat tak berdaya oleh burung-burung Ababil. Saya semakin
mengerti mekanisme ghoib. Mekanisme yg tidak kasat mata. Bahkan mekanisme ini
pun abstrak tak simetris. Terjadi di kasus ini namun kadang tidak di kasus itu.
Semuanya parsial-kondisional , namun saya fikir standarnya sama jika kita ukur
dari perasaan hati yg dalam. Mekanisme tsb tak kan pernah dapat diukur karena
sifatnya yg relatif tak pernah sama pada setiap individu. Meskipun ia bukan ada
di alam fisika, namun saya yakin ia ada dan bekerja secara setimbang. Saya
cenderung menyebutnya Metafisika daripada Supranatural yg lebih berbau klenik/sihir,
trick sulap yg diyakini sebagai salah satu keajaiban oleh orang musyrik. Mekanisme
ghoib pada alam Metafisika inipun bekerja pada kawan saya Iqbal dimana setiap
harinya, sepulang kami dari sholat, ia kehilangan sandal. Bahkan sehari dapat
lebih dari sekali ia kehilangan sandal. Ia mencoba berdo 'a dan bertaubat dosa
apa kiranya yg telah ia buat. Namun tetap saja ia kehilangan sandal setiap
harinya, hingga ia harus membawa 5 real setiap sholat guna menjaga apabila
sandalnya hilang. Tahukah anda, kejadian kecil disini - dapat menimbulkan
akibat besar disana.
Saya ambil
contoh misalnya, hilangnya sandal Iqbal, mengakibatkan ia harus membeli sandal
di toko dimuka Masjid. Penjual di toko tersebut seharusnya melayani seorang
calon pembeli wanita misalnya, namun karena Iqbal membeli, maka ia tidak jadi
melayani wanita itu. Wanita itu pergi lebih cepat. Dalam perjalanannya pulang,
ia mengalami kecelakaan mobil (miss ditabrak mobil). Seandainya Iqbal tidak
kehilangan sandal, wanita tersebut mungkin akan 10 menit lebih lama untuk jalan
pulang, yg tentu saja tak mengakibatkan ia mengalami kecelaka`n. Bukan disitu
saja, sang suami wanita tadi (yg katakan seorang jenderal), yg seharusnya
berangkat melakukan perjalanan luar negeri guna menandatangani sebuah
kesepakatan perang, membatalkan rencananya, sehingga kesepakatan serangan atau
perang tadi ditangguhkan. Hilangnya sandal seorang Iqbal, dapat mengakibatkan
tercegahnya sebuah rencana perang atau penyerbuan. Ini contoh ekstreem yg
memang hanya teori main-main, tetapi saya yakin bahwa semua ini ada
mekanismenya dan jangan coba-coba untuk engurainya, karena ia terlalu abstrak
dan hanya tunduk patuh pada sang Maha Penguasa. Penguasa alam fisika dan non
fisika.
Kejadian 9
Malam besok
adalah malam terakhir saya di Mekkah, oleh karenanya saya minta kepada Tour
guide untuk mengantar saya ke Goa Hira' pagi-pagi sekali. Tak ada anggota
rombongan yg mau ikut. Tidak juga H Tabrani maupun Iqbal anaknya. " OK,
nggak apa-apa, saya tetap mau berangkat sendiri", tegas saya kepada Tour
guide. Jadi biaya travel maupun biaya Tour guide saya tanggung sendirian.
Kamipun merencanakannya. Paginya seusai sholat Shubuh, saya berkemas bersiap
berangkat, dengan tas ransel dan sepatu sport. Dengan menggunakan taksi, kami
tiba dikaki bukit Gua Hira'. Perjalanan sampai kepuncak memakan waktu kurang
lebih satu jam. Terbayang oleh saya ketika Nabi pulang pergi setiap harinya sampai
ke puncak. Gua Hira' ternyata sangat kecil. Lebih mirip dua batu yg saling
bersandar daripada sebuah Gua. Ditemani Tour guide, saya sujud ditempat Nabi
Muhammad duduk menyendiri 1422 tahun yg lalu.
Dalam sujud
saya bicara dalam hati, "Ya Malaikat Jibril, kenapa koq Nabi Muhammad
diberi wahyu, kenapa saya tidak ?". "Kenapa Nabi Muhammad dapat berjumpa
denganmu, kenapa saya tidak ?". Tanpa sholat dan do'a, tanpa meratap ke
gua apalagi membuang sesaji (hanya sujud dan berkata dalam hati seperti diatas
saja), kami pulang menuruni bukit. Saya pun membahas pertanyaan saya di dalam
hati tadi kepada Tour guide. Saya juga sering menyendiri di Villa, menyendiri
di kaki bukit G.gede, tetapi kenapa tak pernah datang yg namanya Jibril. Saya
jadi ingat cerita-cerita para sufi yg mempelajari hakekat sehingga pergi
kegunung-gunung menyendiri, lepas dari hubungan sosial, serta tak mempedulikan
situasi dan kondisi diri. Apakah tindakan Nabi Muhammad pada kala itu seperti
para sufi tsb ? Pertanyaan inipun saya simpan kembali tanpa tahu jawabannya.
Esok hari terakhir, hari dimana saya mesti melakukan tawaf wada', tawaf terakhir/
tawaf perpisahan dengan Ka'bah. Saya tidur cepat setelah sholat Isya". Subuh
dini hari saya bangun, ketika saya hendak menggosok gigi, saya tiba-tiba
tersadar, "Subhanalloh, tadi malam saya bermimpi bertemu Jibril" .
Buru-buru saya ketok kamar H Tabrani. Saya bangunkan ia, dan saya ceritakan
mimpi saya.
"Bagaimana
ceritera mimpinya ?", H Tabrani bertanya.
"Begini
Pak, sesuatu berbentuk manusia dengan peci hitam datang kepada saya. Saya
bertanya siapa anda ? Ia menjawab saya Jibril, kemudian ia mengajak saya untuk
ikut. Saya berjalan mengikutinya, dan tiba-tiba kami tiba di sebuah Masjid.
Didalam
mimpi saya Jibril berkata, " ini Masjidil Apsa". "Disini terdapat
salah satu keajaiban yg anda cari". H Tabrani pernah melawat ke Masjidil
Aqsa'. H Tabrani berfikir sejenak, kemudian ia menjawab, mungkin yg dimaksud
adalah "The Dome of the Rock. Sebuah batu yg berada tepat ditengah Masjid
". "Aneh memang batu itu. Ia menggantung, dan berada tepat
ditengah-tengah Masjid, kami semua juga nggak ngerti kenapa begitu". Terus
bagaimana tanya H Tabrani.
Terus Jibril
bilang begini Pak, "Tolong Masjid ini dipelihara". H Tabrani menepak
kepala "Waduh...repot ini". "Kenapa Pak?", tanya saya.
"Masjid
itu dikuasai Yahudi. You Nggak bisa keluar masuk seenaknya".
"You
sholat dibatasi disana, Cuma 5 menit ".
"Wah
saya nggak bisa jelasin artinya ".
"Tapi
yg jelas, saya yakin you adalah orang yg disayang Allah".
"Subhanalloh"
. Saya sudah berumur 63 thn, tapi saya belum pernah mimpi bertemu Jibril, tapi
you...you... luar biasa".
Saya juga
tidak mengerti sampai sekarang arti mimpi saya, dimana saya tidur diMekkah,
bermimpi dibawa seseorang yg berkata sebagai Malaikat Jibril, yg kemudian membawa
saya ke Masjidil Aqsa' di Palestin. Saya jadi merinding. Saya takut sendiri
dengan kejadian-kejadian yg saya alami. Saya takut untuk berbuat macam-macam. Saya
mengalami semua ini dalam perjalanan ke Mekkah. Kesadaran saya seperti sekarang
ini amat saya syukuri, namun yg paling saya takuti, adalah deviasinya,
perubahannya apabila saya tidak menjaganya.
Apa yg akan
terjadi nanti ditanah air. Saya harus menghadapi dunia nyata yg penuh dengan
godaan. Tidak seperti waktu di Mekkah, dimana fikiran, jiwa dan raga kita bisa khusuk
serta kita jaga kebersihannya. Dari perjalanan ini, tidak semua kejadian saya
ceritakan, hanya yg saya anggap penting saja, namun sebenarnya, kejadian kecil
lainnya yg merujuk kepada hidayah yg tidak saya ceritakan karena terlalu panjang
banyak saya alami, namun saya mempunyai beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Allah itu
benar adanya yg menciptakan segala sesuatu.
2. Wahyu
Allah turun pada setiap kurun waktu tertentu.
3. Wahyu
Allah juga turun kepada Muhammad yg diutus sebagai Rasulnya.
4. Allah
tidak punya banat/sarikat/ kompetitor.
5. Allah
menurunkan Wahyunya kepada Muhammad yg kemudian dibakukan dalam bentuk kitab yg
bernama Al-Qur'an.
6. Al-Qur'an
adalah statemen dari Allah yg didalamnya berisikan petunjuk bagi manusia yg ingin
berserah diri kepadanya.
7. Al-Qur'an
bukan buatan Muhammad atau ideologi Muhammad.
8. Haji dan
Umroh penting adanya dan bukan bisa-bisanya Muhammad. Biaya yg demikian mahal,
sebanding bahkan melebihi hasil yg kita dapat dari perjalanannya.
9. Daging Babi,
darah, Alkohol, Judi, Zinah, dan perbuatan maksiat lainnya adalah haram
hukumnya. Tak perlu dianalisa secara metode ilmiah, karena justifikasinya akan
selalu ditemukan manusia guna menghalalkannya, namun demikian, coba fikirkan
dengan instrument rasa/intuisi dari hati yg dalam, bermanfaatkah jika
dilakukan.
10. Kita
manusia adalah manusia yg paling istimewa, karena kita mempunyai 2 pilihan,
berserah diri kepada kemauan Pencipta, atau berserah diri kepada kemauan kita
sendiri.
11. Ada
mekanisme Ghoib yg tidak kelihatan, yg memberikan balasan positif apabila kita
berbuat positif, dan berbalas negatif apabila kita berbuat negatif pula.
12.
Mekanisme Ghoib, berlaku pada orang-orang yg dicintai Allah, namun bagi yg
sudah kelewatan, ia akan dibiarkan, karena Allah menegur dengan sapaan hirarki.
Peringatan pertama mungkin dengan mencolek, jika ia tak mau, Allah peringati ia
dengan menepak, jika ia tak juga sadar Allah peringati ia dengan menempeleng
keras, namun jika ditempeleng keras ia tetap dableg dengan perbuatan
negatifnya, Allah akan membiarkannya, karena hanya hari akhir setelah matinya
yg akan membalasnya kekal abadi di Neraka Jahanam.
13. Mekkah
dan Madinah bukan tanah suci (seperti yg saya duga sebelumnya pada tulisan
Muhammad punya bisa ), melainkan tanah Haram, daerah dimana diharamkan bagi
siapa saja berbuat kerusakan, dan itupun hanya pada batas-batas tertentu yg
sudah diberi patok/tanda.
TAMAT
Niyaz Khalil
Harapan dari
Seorang Sahabat
0 komentar:
Posting Komentar