Minggu, 01 Juli 2012

Perjalanan Umroh (Part 4)


Kejadian 8

Tak ada yg khusus bagi saya dalam kejadian ini. Kejadian ini terjadi pada saat saya hendak mencium batu Ka'bah. Disitu terjadi antrean yg luar biasa. Didepan saya terdapat seorang wanita muda dan cantik berpakaian Turki yg hendak mencium batu Ka'bah (sisi kiri Ka'bah, bukan Hajarul Aswad). Mungkin karena pemikiran jijiknya terhadap batu yg sudah dicium oleh jutaan manusia pada hari itu, maka ia mengeluarkan tisu, mengelap, dan menggosok bagian yg hendak diciumnya. Melihat kejadian itu, Bapak mertua saya pernah menceritakan perihal yg seperti ini berkaitan dengan gelas stainless air zam-zam untuk diminum yg menempel pada setiap keran zam-zam.

Seorang Dokter, kawan Bapak mertua saya pergi Haji, merasa jijik dan mengatakannya kepada Bapak mertua saya perihal gelas stainless yg sudah diminum berjuta-juta mulut orang. Ini tidak steril katanya. Dokter itu meminum juga air zam-zam dengan perasaan jijik/geli. Keesokannya, apa yg terjadi. Mulutnya bengkak sariawan sampai ke leher. Bapak mertua saya mengingatkan akan ucapannya kemarin perihal gelas tersebut. Bapak mertua mengingatkan sang Dokter untuk meminumnya sekali lagi dengan gelas tersebut tetapi dengan perasaan yg berbeda, yakni perasaan iklas. Keesokannyapun sang Dokter sembuh dari sariawan seperti sedia kala. Wanita tersebut tetap asyik membersihkan batu Ka'bah dengan tisunya, sementara antrean sudah mulai panjang dan berdesakan. Ingin sekali saya melarangnya, namun karena nggak bisa bahasa Turki, lagian nggak lucu khan kenalan didepan Ka'bah. Ketika ia hendak mencium batu Ka' ah - mungkin setelah ia merasa bersih - desakan dari kerumunan orang dibelakang tak tertahankan hingga mendorong wanita itu pada saat ia menciumnya sehingga benturan hidung mancung dan batu tak dapat terelakkan. Ia pun selesai mencium batu Ka'bah dengan hidung mimisan (berdarah).

Kuwalat atau apa ini namanya ya ?
Hati yg kurang bersih ?

Saya jadi teringat cerita Ka'bah di surat Al-Fiil dimana tentara Abrahah yg mengendarai Gajah pada masa itu dibuat tak berdaya oleh burung-burung Ababil. Saya semakin mengerti mekanisme ghoib. Mekanisme yg tidak kasat mata. Bahkan mekanisme ini pun abstrak tak simetris. Terjadi di kasus ini namun kadang tidak di kasus itu. Semuanya parsial-kondisional , namun saya fikir standarnya sama jika kita ukur dari perasaan hati yg dalam. Mekanisme tsb tak kan pernah dapat diukur karena sifatnya yg relatif tak pernah sama pada setiap individu. Meskipun ia bukan ada di alam fisika, namun saya yakin ia ada dan bekerja secara setimbang. Saya cenderung menyebutnya Metafisika daripada Supranatural yg lebih berbau klenik/sihir, trick sulap yg diyakini sebagai salah satu keajaiban oleh orang musyrik. Mekanisme ghoib pada alam Metafisika inipun bekerja pada kawan saya Iqbal dimana setiap harinya, sepulang kami dari sholat, ia kehilangan sandal. Bahkan sehari dapat lebih dari sekali ia kehilangan sandal. Ia mencoba berdo 'a dan bertaubat dosa apa kiranya yg telah ia buat. Namun tetap saja ia kehilangan sandal setiap harinya, hingga ia harus membawa 5 real setiap sholat guna menjaga apabila sandalnya hilang. Tahukah anda, kejadian kecil disini - dapat menimbulkan akibat besar disana.

Saya ambil contoh misalnya, hilangnya sandal Iqbal, mengakibatkan ia harus membeli sandal di toko dimuka Masjid. Penjual di toko tersebut seharusnya melayani seorang calon pembeli wanita misalnya, namun karena Iqbal membeli, maka ia tidak jadi melayani wanita itu. Wanita itu pergi lebih cepat. Dalam perjalanannya pulang, ia mengalami kecelakaan mobil (miss ditabrak mobil). Seandainya Iqbal tidak kehilangan sandal, wanita tersebut mungkin akan 10 menit lebih lama untuk jalan pulang, yg tentu saja tak mengakibatkan ia mengalami kecelaka`n. Bukan disitu saja, sang suami wanita tadi (yg katakan seorang jenderal), yg seharusnya berangkat melakukan perjalanan luar negeri guna menandatangani sebuah kesepakatan perang, membatalkan rencananya, sehingga kesepakatan serangan atau perang tadi ditangguhkan. Hilangnya sandal seorang Iqbal, dapat mengakibatkan tercegahnya sebuah rencana perang atau penyerbuan. Ini contoh ekstreem yg memang hanya teori main-main, tetapi saya yakin bahwa semua ini ada mekanismenya dan jangan coba-coba untuk engurainya, karena ia terlalu abstrak dan hanya tunduk patuh pada sang Maha Penguasa. Penguasa alam fisika dan non fisika.

Kejadian 9

Malam besok adalah malam terakhir saya di Mekkah, oleh karenanya saya minta kepada Tour guide untuk mengantar saya ke Goa Hira' pagi-pagi sekali. Tak ada anggota rombongan yg mau ikut. Tidak juga H Tabrani maupun Iqbal anaknya. " OK, nggak apa-apa, saya tetap mau berangkat sendiri", tegas saya kepada Tour guide. Jadi biaya travel maupun biaya Tour guide saya tanggung sendirian. Kamipun merencanakannya. Paginya seusai sholat Shubuh, saya berkemas bersiap berangkat, dengan tas ransel dan sepatu sport. Dengan menggunakan taksi, kami tiba dikaki bukit Gua Hira'. Perjalanan sampai kepuncak memakan waktu kurang lebih satu jam. Terbayang oleh saya ketika Nabi pulang pergi setiap harinya sampai ke puncak. Gua Hira' ternyata sangat kecil. Lebih mirip dua batu yg saling bersandar daripada sebuah Gua. Ditemani Tour guide, saya sujud ditempat Nabi Muhammad duduk menyendiri 1422 tahun yg lalu.

Dalam sujud saya bicara dalam hati, "Ya Malaikat Jibril, kenapa koq Nabi Muhammad diberi wahyu, kenapa saya tidak ?". "Kenapa Nabi Muhammad dapat berjumpa denganmu, kenapa saya tidak ?". Tanpa sholat dan do'a, tanpa meratap ke gua apalagi membuang sesaji (hanya sujud dan berkata dalam hati seperti diatas saja), kami pulang menuruni bukit. Saya pun membahas pertanyaan saya di dalam hati tadi kepada Tour guide. Saya juga sering menyendiri di Villa, menyendiri di kaki bukit G.gede, tetapi kenapa tak pernah datang yg namanya Jibril. Saya jadi ingat cerita-cerita para sufi yg mempelajari hakekat sehingga pergi kegunung-gunung menyendiri, lepas dari hubungan sosial, serta tak mempedulikan situasi dan kondisi diri. Apakah tindakan Nabi Muhammad pada kala itu seperti para sufi tsb ? Pertanyaan inipun saya simpan kembali tanpa tahu jawabannya. Esok hari terakhir, hari dimana saya mesti melakukan tawaf wada', tawaf terakhir/ tawaf perpisahan dengan Ka'bah. Saya tidur cepat setelah sholat Isya". Subuh dini hari saya bangun, ketika saya hendak menggosok gigi, saya tiba-tiba tersadar, "Subhanalloh, tadi malam saya bermimpi bertemu Jibril" . Buru-buru saya ketok kamar H Tabrani. Saya bangunkan ia, dan saya ceritakan mimpi saya.

"Bagaimana ceritera mimpinya ?", H Tabrani bertanya.
"Begini Pak, sesuatu berbentuk manusia dengan peci hitam datang kepada saya. Saya bertanya siapa anda ? Ia menjawab saya Jibril, kemudian ia mengajak saya untuk ikut. Saya berjalan mengikutinya, dan tiba-tiba kami tiba di sebuah Masjid.

Didalam mimpi saya Jibril berkata, " ini Masjidil Apsa". "Disini terdapat salah satu keajaiban yg anda cari". H Tabrani pernah melawat ke Masjidil Aqsa'. H Tabrani berfikir sejenak, kemudian ia menjawab, mungkin yg dimaksud adalah "The Dome of the Rock. Sebuah batu yg berada tepat ditengah Masjid ". "Aneh memang batu itu. Ia menggantung, dan berada tepat ditengah-tengah Masjid, kami semua juga nggak ngerti kenapa begitu". Terus bagaimana tanya H Tabrani.

Terus Jibril bilang begini Pak, "Tolong Masjid ini dipelihara". H Tabrani menepak kepala "Waduh...repot ini". "Kenapa Pak?", tanya saya.
"Masjid itu dikuasai Yahudi. You Nggak bisa keluar masuk seenaknya".
"You sholat dibatasi disana, Cuma 5 menit ".
"Wah saya nggak bisa jelasin artinya ".
"Tapi yg jelas, saya yakin you adalah orang yg disayang Allah".
"Subhanalloh" . Saya sudah berumur 63 thn, tapi saya belum pernah mimpi bertemu Jibril, tapi you...you... luar biasa".

Saya juga tidak mengerti sampai sekarang arti mimpi saya, dimana saya tidur diMekkah, bermimpi dibawa seseorang yg berkata sebagai Malaikat Jibril, yg kemudian membawa saya ke Masjidil Aqsa' di Palestin. Saya jadi merinding. Saya takut sendiri dengan kejadian-kejadian yg saya alami. Saya takut untuk berbuat macam-macam. Saya mengalami semua ini dalam perjalanan ke Mekkah. Kesadaran saya seperti sekarang ini amat saya syukuri, namun yg paling saya takuti, adalah deviasinya, perubahannya apabila saya tidak menjaganya.

Apa yg akan terjadi nanti ditanah air. Saya harus menghadapi dunia nyata yg penuh dengan godaan. Tidak seperti waktu di Mekkah, dimana fikiran, jiwa dan raga kita bisa khusuk serta kita jaga kebersihannya. Dari perjalanan ini, tidak semua kejadian saya ceritakan, hanya yg saya anggap penting saja, namun sebenarnya, kejadian kecil lainnya yg merujuk kepada hidayah yg tidak saya ceritakan karena terlalu panjang banyak saya alami, namun saya mempunyai beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Allah itu benar adanya yg menciptakan segala sesuatu.
2. Wahyu Allah turun pada setiap kurun waktu tertentu.
3. Wahyu Allah juga turun kepada Muhammad yg diutus sebagai Rasulnya.
4. Allah tidak punya banat/sarikat/ kompetitor.
5. Allah menurunkan Wahyunya kepada Muhammad yg kemudian dibakukan dalam bentuk kitab yg bernama Al-Qur'an.
6. Al-Qur'an adalah statemen dari Allah yg didalamnya berisikan petunjuk bagi manusia yg ingin berserah diri kepadanya.
7. Al-Qur'an bukan buatan Muhammad atau ideologi Muhammad.
8. Haji dan Umroh penting adanya dan bukan bisa-bisanya Muhammad. Biaya yg demikian mahal, sebanding bahkan melebihi hasil yg kita dapat dari perjalanannya.
9. Daging Babi, darah, Alkohol, Judi, Zinah, dan perbuatan maksiat lainnya adalah haram hukumnya. Tak perlu dianalisa secara metode ilmiah, karena justifikasinya akan selalu ditemukan manusia guna menghalalkannya, namun demikian, coba fikirkan dengan instrument rasa/intuisi dari hati yg dalam, bermanfaatkah jika dilakukan.
10. Kita manusia adalah manusia yg paling istimewa, karena kita mempunyai 2 pilihan, berserah diri kepada kemauan Pencipta, atau berserah diri kepada kemauan kita sendiri.
11. Ada mekanisme Ghoib yg tidak kelihatan, yg memberikan balasan positif apabila kita berbuat positif, dan berbalas negatif apabila kita berbuat negatif pula.
12. Mekanisme Ghoib, berlaku pada orang-orang yg dicintai Allah, namun bagi yg sudah kelewatan, ia akan dibiarkan, karena Allah menegur dengan sapaan hirarki. Peringatan pertama mungkin dengan mencolek, jika ia tak mau, Allah peringati ia dengan menepak, jika ia tak juga sadar Allah peringati ia dengan menempeleng keras, namun jika ditempeleng keras ia tetap dableg dengan perbuatan negatifnya, Allah akan membiarkannya, karena hanya hari akhir setelah matinya yg akan membalasnya kekal abadi di Neraka Jahanam.
13. Mekkah dan Madinah bukan tanah suci (seperti yg saya duga sebelumnya pada tulisan Muhammad punya bisa ), melainkan tanah Haram, daerah dimana diharamkan bagi siapa saja berbuat kerusakan, dan itupun hanya pada batas-batas tertentu yg sudah diberi patok/tanda.

TAMAT


Niyaz Khalil
Harapan dari Seorang Sahabat

0 komentar:

Posting Komentar

 
;